Untuk Likuiditas, BRI Dapat Pinjaman US$ 1 M dari 13 Bank Asing

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI telah memperoleh dukungan likuiditas perbankan melalui pinjaman antar-bank dengan 13 bank asing. Dengan dukungan itu, 13 bank asing memberi pinjaman US$ 1 miliar kepada BRI dengan average rate di bawah 2%.

Soal ini, Direktur Utama BRI Sunarso belum mau mengungkap 13 bank asing itu dan berapa lama waktu pinjaman tersebut. “Artinya dalam situasi seperti saat ini. Indonesia khususnya BRI, masih dipercaya oleh pihak internasional,” kata Sunarso secara virtual, Jakarta, Jumat (15/5).

BRI, kata Sunarso, akan mencairkannya pada Juni mendatang. Untuk memperkuat cadangan devisa negara, BRI akan mengkonversi dana tersebut dengan mata uang rupiah dengan tingkat bunga yang rendah.

Dengan pinjaman ini, kata Sunarso, akan membantu BRI dalam menjaga likuiditas banknya sehingga dapat terus melakukan restrukturisasi kredit usaha nasabahnya yang terdampak wabah Covid-19. Soal restrukturisasi, Sunarso menyebutkan, hingga 30 April lalu, BRI telah merestrukturisasi sekitar 1,4 juta nasabah dengan nilai outstanding pinjaman sebesar Rp 101,2 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,3 juta nasabah yang telah diberikan restrukturisasi merupakan nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan nilai outstanding pinjaman sebesar Rp 95,3 triliun.

Jika digabungkan, maka jumlah nasabah yang telah direstrukturisasi oleh bank-bank milik negara, sebanyak 1,7 juta debitur dengan total kredit Rp 223,16 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak 1,5 juta nasabah merupakan UMKM, dengan nilai kredit sebesar Rp 137 triliun.

Sunarso menambahkan, BRI akan menyelesaikan proses pemberian restrukturisasi kepada sisa nasabahnya pada akhir Juni 2020. “Kami punya hitungan sisa nasabah yang belum di restruktur harus kami selesaikan di juni untuk antisipasi bahwa ketahanan mereka benar 3 bulan. selanjutnya kita restruktur sehingga kalau ada terdampak 3 bulan lagi itu bisa menggunakan fasilitas restruktur kita,” katanya.