
Tugu Insurance Catat Kenaikan Produksi Premi Bruto Sebesar 25% di Semester I-2022

Tugu Insurance
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatatkan perolehan produksi premi bruto konsolidasian Rp3,53 triliun pada semester I tahun 2022. Premi tersebut naik 25% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp2,81 triliun.
Direktur Tehnik Tugu Insurance Syaiful Azhar menjelaskan bahwa produksi premi bruto konsolidasian di awal tahun 2022 didominasi oleh premi dari Class of Business (CoB) Fire & Property sebesar Rp1,35 triliun dan Offshore sebesar Rp467,68 miliar.
“Di Semester I tahun 2022, Tugu Insurance menunjukkan pertumbuhan positif di semua aspek, baik itu pertumbuhan premi, hasil underwriting, investasi maupun pendapatan usaha lainnya,” kata Azhar dalam keterangan resmi.
Menurut Azhar, tercatat pada akhir Juni 2022, perolehan laba tahun berjalan konsolidasian telah mencapai Rp225,39 miliar naik signifikan sebesar 58% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp142,43 miliar, sejalan dengan dibukukannya pendapatan underwriting Rp1,11 triliun yang naik 12%, pendapatan investasi Rp182,19 miliar naik 15% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dan pendapatan usaha dari jasa sewa dan survey sebesar Rp179,02 miliar atau naik 24% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Ia mengatakan nilai aset perseroan tercatat Rp21,88 triliun turut mengalami pertumbuhan bila dibandingkan dengan periode 31 Desember 2021 sebesar Rp20,19 triliun, dan jumlah ekuitas perseroan pun turut naik menjadi Rp8,94 triliun dibandingkan dengan perode akhir tahun lalu sebesar Rp8,79 triliun.
“Saat ini Risk Based Capital (RBC) Tugu Insurance sebesar 405,64% masih jauh di atas ketentuan minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu sebesar 120%, untuk itu kami optimistis dapat melanjutkan tren kinerja baik ini hingga akhir tahun 2022, dengan tetap fokus pada beberapa strategi perusahaan,” kata Azhar.
Azhar menjelaskan focus strateginya, yakni pertama, optimalisasi pasar korporasi. Kedua, penetrasi pertumbuhan produksi produk-produk ritel, terutamanya melalui asuransi kendaraan bermotor roda empat t drive dan roda dua t ride. Ketiga, melakukan implementasi teknologi tepat guna untuk memberikan digital experience pada pelanggan termasuk di dalamnya membangun digital culture perusahaan.
Leave a reply
