Sunarso Optimistis Tahun 2022 Ini Laba Bersih BRI Mencapai Lebih dari Rp40 Triliun

0
420

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, optimistis laba bersih BRI pada tahun ini mencapai lebih dari Rp40 triliun. Tahun 2021 lalu, laba bersih BRI mencapai Rp30,75 triliun.

“Karena Bu Vivi (Direktur Keuangan) sudah memberi guidance, maka saya sekarang sangat optimis dan yakin seyakin-yakinnya bahwa akhir tahun nanti BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp40 triliun,” ujar Sunarso menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers Public Expose Live, Rabu (14/9).

Sebelum Sunarso menyampaikan perkiraan laba BRI tersebut, Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu R.K menyampaikan pada tahun ini, pertumbuhan kredit BRI group berada di kisaran 9% hingga 11%. Target pertumbuhan kredit tersebut, jelas Vivi, sudah mempertimbangkan kondisi perekonomian terkini.

“Tentunya, driver pertumbuhan masih berasal dari segmen mikro dan ultra mikro yang mungkin tumbuh lebih tinggi dari total growth 9%-11%,” ujar Vivi.

Vivi juga menyampaikan net interest margin (NIM) BRI sampai akhir tahun diperkirakan berada di rentang 7,7% hingga 7,9%. Sementara, cost of credit ada di kisaran 2,7% hingga 2,9%; pertumbuhan overhead cost berada di kisaran 6% hingga 8% dan Non Perfofming Loan (NPL) ada di kisaran 2,8% hingga 3%.

Baca Juga :   RUPSLB BRI Tidak Membahas Pengunduran Diri Ari Kuncoro dari Wakil Komisaris Utama

Secara konsolidasian sampai dengan Kuartal II 2022, laba bersih BRI naik signifikan sebesar 98,4% YoY menjadi Rp24,9 triliun. Total Aset BRI tumbuh 6,4% YoY mencapai Rp1.652,8 triliun dengan penyaluran kredit meningkat 8,7% YoY menjadi Rp1.104,8 triliun. Proporsi kredit UMKM BRI pun terus merangkak naik, dari 82,5% pada akhir Kuartal II 2021 menjadi 83,3% pada akhir Kuartal II 2022.

Penyaluran kredit BRI yang tumbuh positif diimbangi dengan kualitas kredit yang baik, hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI yang terjaga di angka 3,26% dengan NPL Coverage sebesar 266,3% pada akhir Juni 2022.

Sementara itu, untuk DPK BRI tercatat sebesar Rp1.137 Triliun atau tumbuh 3,7% yoy. Khusus untuk dana murah (CASA) pertumbuhannya mencapai 13,4% yoy sehingga porsinya meningkat menjadi 65,1% dari total DPK BRI atau naik dari posisi kuartal II tahun lalu sebesar 59,6%.

Peningkatan rasio CASA tersebut mendorong efisiensi biaya dana dan penurunan pada Cost of Fund (CoF). Secara konsolidasi CoF BRI berada pada level 1,9% atau turun 50bps dibandingkan posisi kuartal II tahun lalu sebesar 2,4%.

Leave a reply

Iconomics