
Sukses di 2023, CIMB Niaga Finance Kembali Terbitkan Sukuk, Tawarkan Kupon Hingga 7,45%

PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) atau CNAF menggelar Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Wakalah Bi Al-istitsmar Berkelanjutan I CIMB Niaga Auto Finance tahap I tahun 2024 sebesar Rp1 triliun. Total plafon Sukuk ini Rp5 triliun yang akan diterbitkan secara bertahap/Foto: Dok. CNAF
PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) atau CNAF kembali menerbitkan surat utang syariah atau Sukuk, setelah pada tahun 2023 lalu instrumen serupa sukses menarik permintaan berlebih (oversubscribed) sebanyak 4,6 kali.
Dari sisi CNAF, Sukuk ini merupakan alternatif pendanaan untuk menopang pertumbuhan bisnis perusahaan pada tahun ini. Sementara, dari sisi investor, Sukuk ini menjadi pilihan instrumen investasi pendapatan tetap dengan imbal hasil yang menarik.
CNAF menggelar Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Wakalah Bi Al-istitsmar Berkelanjutan I CIMB Niaga Auto Finance tahap I tahun 2024 sebesar Rp1 triliun. Secara keseluruhan, total plafon Sukuk ini sebesar Rp5 triliun yang diterbitkan secara bertahap.
Periode penawaran awal (bookbuilding), Sukuk ini mulai dilakukan pada 10 Juni hingga 21 Juni.
Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I tahun 2024 ini terdiri dari dua seri, yaitu Seri A dengan jangka waktu 370 Hari Kalender dan Seri B dengan jangka waktu tiga tahun sejak Tanggal Emisi.
Pembayaran imbalan atau kupon Sukuk dilakukan setiap tiga bulan yang dimulai pada Oktober 2024 sampai dengan masa berakhir pada Juli 2025 untuk Seri A dan Juli 2027 untuk Seri B.
Sedangkan pembayaran Pokok Sukuk Seri A dan Seri B akan dilakukan secara penuh atau bullet payment sebesar 100 persen dari jumlah pokok Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I Seri A dan Seri B pada Tanggal Pembayaran Kembali Dana Modal Investasi Seri A dan Seri B.
Adapun kupon untuk Seri A berada pada rentang 6.50% – 7.25% dengan tenor 370 hari kalender dan Seri B berada pada rentang 6.70% – 7.45% untuk 3 tahun.
Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I tahun 2024 ini diharapkan akan tercatat secara resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2024.
Dalam penerbitan Sukuk ini, CNAF didukung oleh PT CIMB Niaga Sekuritas (CNS), PT Mandiri Sekuritas (Mansek) dan PT BNI PT BNI Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriter (JLU) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai Wali Amanat.
Sebagai perbandingkan, pada awal 2023, CNAF melakukan Penawaran Umum Sukuk Wakalah Bi Al-Istitsmar I CIMB Niaga Auto Finance Tahun 2023.
Sama seperti Sukuk terbaru, Sukuk yang terbitkan tahun 2023 juga terdiri atas dua seri yaitu yaitu Seri A dengan nilai sebesar Rp700 miliar dan Seri B dengan nilai sebesar Rp300 miliar, dengan kupon masing-masing Seri A sebesar 6,25% dan Seri B sebesar 7,15%.
Presiden Direktur CIMB Niaga Finance, Ristiawan Suherman, mengatakan dana yang terkumpul dari penawaran Sukuk tahun 2024 ini akan digunakan untuk penyertaan modal kerja pada kegiatan usaha pembiayaan Syariah.
“Melalui Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Wakalah Bi Al-istitsmar Berkelanjutan I CIMB Niaga Auto Finance tahap I tahun 2024, kami berharap dapat mendukung pertumbuhan pembiayaan kendaraan ditahun 2024. CNAF optimis tumbuh positif ditahun ini, dengan menghadirkan diversifikasi produk pembiayaan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan sebagai alternatif instrumen investasi yang menarik bagi investor,” ujar Ristiawan.
Selain itu, sejalan dengan rencana strategi bisnis Perseroan, di tahun 2024 ini CNAF akan fokus pada optimalisasi strategi digital dengan tujuan untuk mempermudah pelayanan nasabah.
“Dalam upaya untuk meningkatkan pangsa pasar, Perseroan akan terus meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan dealer kendaraan bermotor melalui pemanfaatan kanal digital yaitu CNAF Mobile yang lebih user-friendly, peluncuran produk-produk dan program pembiayaan yang menarik, dan inovatif,” ujarnya.
Otomotif Lesu, Mengapa Masih Galang Dana di Pasar Modal?
Secara kinerja, CIMB Niaga Finance pada tahun 2023, telah mencatat pembiayaan baru sebesar Rp8,94 triliun tumbuh sebesar 13.5% (YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 sebesar Rp7,87 triliun.
Pembiayaan baru dengan akad syariah mencapai 51% dari total pembiayaan baru. Dengan pertumbuhan pembiayaan baru, total aset kelolaan CIMB Niaga Finance mencapai Rp11,26 triliun atau tumbuh sebesar 21.7% dari Rp9,25 triliun pada 2022.
Sejalan dengan peningkatan aset kelolaan, pada tahun 2023 perseroan berhasil membukukan laba sebelum pajak atau PBT (Profit Before Tax) sebesar Rp 520 miliar, naik 23% YoY dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 sebesar Rp424 miliar.
CIMB Niaga Finance juga konsisten mempertahankan kualitas aset terlihat dari rasio pembiayaan bermasalah atau NPF (Non Performing Financing) sebesar 1.11% di tahun 2023 atau di bawah angka rata-rata industri yaitu 2.44%.
Rasio-rasio keuangan lainnya juga terjaga dengan baik, dimana pada tahun 2023, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) Perseroan masing-masing tercatat sebesar 6.80% dan 22.32%.
Namun, apakah kinerja positif CNAF sepanang tahun 2023 ini bisa berlanjut di tahun 2024 ini mengingat kondisi sektor otomotif yang sedang lesu?
Berdasakan data Gabungan Indistri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan wholesales mobil di Indonesia pada Januari-Mei 2024 hanya 334.897 unit, turun 21% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selain sektor otomotif yang lesu sejak awal tahun, Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga acuan sebsar 25 basis poin ke 6,25% sejak April 2024.
Ristiawan Suherman mengakui kondisi tahun ini memang menantang. Tetapi, hingga Mei 2024, CNAF masih memperlihatkan kinerja yang baik.
Hingga Mei 2024, ungkapnya, pembiayaan baru (booking) CNAF tumbuh sekitar 24% dari Rp3,17 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp3,9 triliun hingga Mei 2024.
Pertumbuhan yang tetap solid ini terjadi karena CNAF memiliki beragam saluran penjualan, tak hanya melalui dealer dan showroom (B-to-B) tetapi juga pendekatan B-to-C yaitu dengan mengakuisisi customer dari induk usaha [CIMB Niaga Group] melalui referal program.
Selain itu, CNAF juga memiliki kekuatan pada pembiayaan mobil bekas yang permintaannya masih tinggi di tengah tren penjualan mobil baru yang lesu secara industri.
“Ya, memang kita ada sedikit tantangan di mobil baru secara industri, tetapi kita bisa mitigasi dengan berbagai macam produk dan chanel yang kita miliki, sehingga pertumbuhan booking di tahun 2024 sampai dengan Mei, kita masih tumbuh sangat kuat sekali. Dan, kita yakin 2024 kita masih akan tumbuh sangat sehat kembali. Kita menargetkan akan tumbuh double digit tahun 2024,” ujarnya.
Terkait dampak kenaikan suku bunga acuan pada biaya dana (cost of fund), Direktur Keuangan CNAF, M Imron Rosyadi Nur mengatakan cost of fund CNAF masih terjaga di level 5,6%.
“Jadi, memang kita masih cukup baik. Artinya, kenaikan suku bunga referensi itu masih bisa kita tahan, bahkan tidak selaras dengan kenaikan dari SBI. kalau kita bandingkan juga dengan NIM kami, kami secara total masuk di angka 8,8%,” ujar Imron.
Leave a reply
