Simak Outlook Pasar Allianz Life Indonesia Tahun 2021

0
264

PT Asuransi Allianz Life Indonesia memandang pasar saham akan positif pada tahun 2021 ini. Demikian juga dengan obligasi diperkirakan akan melanjutkan tren positif seperti pada tahun 202o lalu.

Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia mengatakan setidaknya ada lima isu yang mempengaruhi pasar baik saham (equity) maupun obligasi (fixed income) pada tahun 2021 ini. Pertama, perkembangan dan distribusi vaksin Covid-19. Gerakan vaksinasi sudah dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia. Hingga akhir Februari lalu tahap pertama vaksinasi di Indonesia sudah menjangkau sekitar 1,6 juta orang. Pelaku pasar menunggu seberapa efektif vaksinasi ini mengakiri pandemi Covid-19.

Kedua, tren suku bunga. Ni Made mengatakan saat ini berbagai bank sentral di dunia termasuk Bank Indonesia menempuh suku bunga rendah untuk memacu pertumbuhan ekonomi. “Contohnya Amerika 0-0,25%. Tak terkecuali Indonesia, BI sudah menurunkan suku bunga menjadi 3,5% di Februari 2021. Kami berpendangan akan tetap di level itu sampai akhir tahun 2021,” ujar Ni Made dalam acara media briefing, Selasa (9/3).

Baca Juga :   Ada Corona, Bagaimana Prediksi Investasi Tahun Ini Menurut Allianz?

Ketiga, arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Kebijakan ekonomi yang diambil Amerika Serikat memberikan sentimen positif atau pun negatif ke pasar. Bila kebijakan stimulus tidak sesuai yang diharapkan, maka akan memberikan sentimen negatif. “Saat ini positif ke pasar, karena adanya stimulus tambahan sebesar US$1,9 triliun,”ujarnya.

Keempat dan kelima adalah implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang pada tahun ini meningkat menjadi Rp699 triliun

Fitri Lindawati Lubis, Head of Fixed Income Allianz Life Indonesia menambahkan Allianz Life Indonesia memperkirakan pada tahun ini potensi pasar obligasi Indonesia masih positif. Outlook positif di pasar obligasi ini didorong oleh yield obligasi Indonesia dibandingkan negara-negara berkembang lainnya, masih relatif menarik dimana real yield obligasi Indonesia sekitar 4,4%.

Faktor lainnya, tambah Fitri adalah likuiditas di perbankan yang masih tinggi karena melambatanya penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga. “Mereka menggunakan likuiditas tersebut untuk membeli obligasi di Indonesia,” ujar Fitri.

Fitri mengatakan tahun lalu, dana asing yang keluar dari pasar obligasi Indonesia mencapai Rp88 triliun. Dan dana-dana tersebut belum kembali lagi ke pasar Indonesia. Bila dana-dana tersebut kembali masuk maka ini akan membawa sentimen positif untuk pasar obligasi Indonesia. “Tahun ini kelihatan mereka masih sedikit melakukan aksi jual, namun kalau kita bicara dengan beberapa pelaku asing mereka masih melihat bahwa potensi Indonesia itu masih positif karena memang prudent-nya fiscal policy yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia,” ujar Fitri.

Baca Juga :   Allianz akan Tingkatkan Kualitas Rumah Sakit Kapal Bersama GIFT dan doctorSHARE

Faktor lainnya yang memberikan sentimen positif ke pasar obligasi Indonesia adalah defisit fiskal yang terkelola dengan baik (manageable). Fitri mengatakan defisit anggaran memang masih tinggi di kisarna 5,7% dari GDP. “Namun kita melihat bahwa hal tersebut cukup managable dan impact-nya terhadap kemugkinkan pengeluaran obligasi Indonesia masih managable dan under control dari pemerintah Indonesia,” ujarnya.

Bagaimana dengan pasar saham atau equity? Arie Haryoko, Head of Equity Allianz Life Indonesia mengatakan prosepek pasar saham ke depan lumayan positif dengan adanya ekspektasi pemulihan ekonomi pada tahun ini. Menurutnya, beberapa indikator ekonomi seperti penjualan semen dan kendaraan saat ini dalam tren membaik. Harga komoditas juga menunjukkan adanya peningkatan. Di sisi lain upaya mengatasi pandemi melalui gerakan vaksinasi sudah berjalan. Tingginya likuiditas di perbankan juga memberikan katalis positif untuk saham-saham emiten semen, otomotif, logam dan perbankan.

“Yang paling menarik adalah potensi aliran dana asing menuju rantai pasokan battery electric vehicle dan potensi IPO dari perusahaan-perusahaan yang bersifat teknologi,” ujar Arie.

Leave a reply

Iconomics