
Semester I-2022, Astra Raup Pendapatan Rp143,7 Triliun, Laba Bersih Naik 106%

Ilustrasi. Menara Astra
PT Astra International Tbk (Astra) berhasil meraih pendapatan sebesar Rp143,7 triliun sepanjang semester pertama 2022, naik 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapaan yang diperoleh Astra ini juga sudah melampaui pendapatan sebelum pandemi Covid-19.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, laba bersih Astra juga meningkat tajam. Laba bersih Astra grup, termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo, mencapai Rp18,2 triliun, 106% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2021.
Jika tidak memperhitungkan keuntungan yang belum direalisasikan tersebut, laba bersih Astra meningkat sebesar 64% menjadi Rp14,5 triliun, mencerminkan kinerja yang kuat dari hampir semua divisi bisnis, terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan.
“Pada semester pertama tahun 2022, grup Astra (Grup) mencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan. Kinerja Grup untuk sisa tahun ini diperkirakan akan tetap kuat, meskipun Grup diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliputi ketidakpastian,” ujar Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur Astra dalam keterangan tertulis.
Laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 29% menjadi Rp4,3 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih tinggi. Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 36% menjadi Rp2,9 triliun selama semester pertama 2022, disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen.
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 131% menjadi Rp6,2 triliun, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga batu bara yang lebih tinggi. Namun, kebijakan larangan ekspor batu bara sementara pada bulan Januari mengakibatkan berkurangnya volume produksi batubara.
Selanjutnya, laba bersih divisi agribisnis Grup meningkat 25% menjadi Rp645 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat peningkatan laba bersih dari Rp91 miliar pada periode yang sama pada tahun 2021, menjadi sebesar Rp353 miliar, terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol.
Divisi teknologi informasi Grup, diwakili oleh PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan laba bersih yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp24 miliar, dibandingkan dengan Rp14 miliar pada periode yang sama tahun lalu, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha, walaupun terdapat penurunan pendapatan pada bisnis layanan kantor.
Divisi Properti Grup melaporkan penurunan laba bersih sebesar 12% menjadi Rp73 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama karena laba bersih yang lebih rendah dari Anandamaya Residences yang berasal dari beberapa unit terakhir yang tersisa.
Beberapa aksi korporasi baru yang dilakukan Perseroan pada semester pertama 2022 adalah, pertama, membeli 5,43% saham PT Medikaloka Hermina Tbk, salah satu grup rumah sakit terbesar di Indonesia. Kedua, pada bulan Maret dan April, secara berturut-turut, Grup juga meningkatkan investasi di Sayurbox, suatu e-commerce platform, sehingga total investasi Grup menjadi US$13,6 juta, dan Mapan, suatu platform perdagangan sosial berbasis komunitas digital, sehingga total investasi Grup menjadi US$5,4 juta.
Kemudian ketiga, bulan Juni, Grup memimpin penggalangan dana Paxel, suatu bisnis logistik berbasis teknologi, sebesar US$14,5 juta.
Keempat, pada bulan Juli, Grup menandatangani Shares Subscription Agreement untuk mengambil bagian atas saham-saham baru PT Bank Jasa Jakarta sebesar 49,56% dengan nilai total investasi sebesar Rp3,9 triliun. Penyelesaian transaksi ini tunduk pada dipenuhinya seluruh persyaratan pendahuluan dalam perjanjian, termasuk persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
“Kinerja Grup untuk sisa tahun ini diperkirakan akan tetap kuat, meskipun Grup diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliputi ketidakpastian,”ujar Djony Bunarto Tjondro.
Leave a reply
