
Rupiah Menguat, Pelaku Pasar Apresiasi Kebijakan Pemerintah, BI dan OJK

Ilustrasi uang
Nilai tukar rupiah menguat tipis pada perdagangan hari ini, Jumat (3/4). Mengutip Bloomberg, kurs rupiah terhadap dollar AS menguat 0,39% ke 16.430, dari sebelumnya 16.495.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,65% ke level 16.464 dari sebelumnya 16.741.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka mengatakan rupiah menguat karena dana asing sudah kembali masuk pasar keuangan Indonesia. Rendahnya, suku bunga di berbagai bank sentral global terutama di AS, Eropa dan Asia, membuat pasar keuangan Indonesia lebih punya daya pikat di hadapan investor global.
Apalagi, suku bunga di Indonesia masih relatif tinggi. “Sehingga sangat wajar kalau pelaku pasar kembali yakin terhadap prospek pasar keuangan dan perekonomian. Hal ini terlihat dari mulai masuknya aliran modal asing (inflow) ke Indonesia dalam beberapa hari terakhir,” ujarnya kepada Iconomics, Jumat (3/4).
Mengacu data BI, pada periode 30 Maret-2 April 2020, terjadi net buy atau beli bersih di pasar keuangan domestik sebesar Rp 3,28 triliun. Aliran modal masuk ini dominan berasal dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN). Inflow dari SBN tercatat Rp 4,09 triliun, sedangkan di pasar saham pada periode tersebut masih terjadi net sell (outflow) Rp 820 miliar.
Menurut BI, data aliran modal masuk ini menandakan bahwa kepanikan investor akibat mewabahnya Covid-19 yang semakin berkurang. “Masuknya dana ke Indonesia ini mengartikan ada secercah harapan karena kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, BI, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan keyakinan kepada pasar,” ujar Ibrahim.
Sementara di sisi lain, data klaim pengangguran di AS mencapai rekor baru lagi yaitu 6,6 juta sebagaimana diumumka Kamis kemarin. Ibrahim mengatakan ini menunjukkan kerusakan ekonomi akibat wabah Covid-19 nyata.
Leave a reply
