Prediksi Harga Bitcoin Setelah Turun ke Level US$75 Ribu

0
69

Iconomics - Harga Bitcoin yang sempat melemah ke level $75 ribu telah kembali ke level $85 ribu dan berfluktuasi di area tersebut sejak akhir pekan lalu.

Selama pekan ini, pasar kripto secara umum memang menghijau.

Namun, analis menyampaikan sejumlah sentimen positif seperti pelonggaran kebijakan tarif Amerika Serikat khususnya terhadap negara-negara yang tidak memberlakukan kenaikan tarif balasan dan data inflasi CPI Maret yang lebih baik dari ekspektasi, belum mampu mendorong reli lanjutan.

Kendati demikian, sentimen-sentimen positif tersebut berhasil membuat Bitcoin bertahan di level harga yang ada saat ini di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi ke depan. 

Analyst dReku, Fahmi Almuttaqin mengatakan minggu ini Bitcoin kemungkinan masih akan mencoba untuk menembus garis tren sideways yang apabila terjadi berpotensi memicu kenaikan lanjutan ke level $95 ribu.  

“Akan tetapi, potensi penurunan dari level yang ada saat ini hingga menyentuh area $74 ribu cukup terbuka,” ujarnya, Selasa (15/4).

Menurutnya, data penjualan ritel Amerika Serikat yang akan dirilis pada 16 April menjadi salah satu variabel yang cukup diantisipasi oleh para investor.

Baca Juga :   Tiongkok Larang Transaksi Kripto, CEO Indodax: Bukan Hal Baru

“Data yang akan mencerminkan tingkat kepercayaan diri konsumen di Amerika Serikat di tengah perkembangan kebijakan ekonomi dan outlook ke depan yang ada tersebut dapat memberikan gambaran terhadap risiko resesi dan inflasi yang membayangi ekonomi saat ini,” jelasnya. 

Fahmi menambahkan, update data money supply M2 pada 22 April ini juga akan menjadi variabel yang menarik untuk diperhatikan investor.  

“Saat ini, data M2 bulan Februari yang dirilis 25 Maret lalu berada di angka $21.671 miliar yang merupakan salah satu angka tertingginya sepanjang masa. Berlanjutnya peningkatan suplai uang beredar dapat mendorong pertumbuhan aset-aset berisiko ketika situasi dirasa telah lebih kondusif,” imbuhnya.  

Di sisi lain, indeks nilai tukar dollar Amerika Serikat atau DXY yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekumpulan mata uang lain saat ini berada pada level terendahnya sejak April 2022.  

“Kondisi dolar Amerika Serikat yang melemah dapat memicu investor AS untuk mencari aset alternatif seperti Bitcoin maupun altcoin dengan kekuatan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang cukup solid. Tidak jarang situasi tersebut dapat mengindikasikan awal dari potensi akan dimulainya kembali reli di pasar kripto seperti yang pernah terjadi pada akhir tahun 2017 lalu,” tambahnya.  

Baca Juga :   Harga Bitcoin Masih Anteng di Bawah US$40.000

Di tengah situasi yang ada, Fahmi menghimbau investor untuk tidak terlalu khawatir dengan prospek pasar kripto ke depan, sebab beberapa indikator menyatakan potensi yang ada masih cukup solid, bahkan potensi kembali terjadinya reli besar juga cukup terbuka.  

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics
Close