
PP Presisi Siapkan Dana Rp 293 M untuk Buyback Saham

Direktur Utama PP Presisi Iswanto Amperawan (kedua dari kiri)/The Iconomics
PT PP Presisi Tbk (PPRE) berencana melakukan aksi korporasi dengan membeli kembali saham (buyback). Rencana tersebut kemudian disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (31/1) dan menyiapkan alokasi dana senilai Rp 293 miliar.
Dikatakan Direktur Utama PP Presisi Iswanto Amperawan, keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa harga saham di pasar saat ini tidak sesuai dengan kondisi fundamental perseroan yang kuat. Karena itu, buyback akan dilakukan melalui transaksi di pasar reguler Bursa Efek Indonesia (BEI) secara bertahap dengan jangka waktu selama 18 bulan terhitung sejak 6 Februari 2020 hingga 30 Juli 2021.
Sementara itu, Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso menambahkan, kisaran harga buyback mengacu kepada harga di pasar. Dan perusahaan akan memberhentikan buyback ketika harga saham sudah mendekati saat penawaran perdana atau IPO.
Berdasarkan data BEI harga saham emiten PPRE ini di pembukaan perdagangan saham Jumat (31/1) berada di tingkat Rp 189 per lembar. Angka tersebut jauh di bawah nilai saat IPO tercatat di tingkat Rp 430 per lembar. Melalui buyback ini diharapkan bisa mencapai struktur permodalan yang efisien dan memungkinkan penurunan biaya modal keseluruhan.
“Kami juga berharap dari buyback ini ada fleksibilitas yang lebih besar dalam rangka mengelola modal jangka panjang serta pengelolaan kelebihan arus kas dengan cara yang efisien dan benar, di samping meningkatkan Earning Per Share (EPS) serta Return on Equity (ROE) secara berkelanjutan,” kata Benny di Kantor PT PP, Jakarta, Jumat (31/1).
Laporan Keuangan perusahaan untuk Kuartal III 2019 atau per 30 September 2019, perusahaan berhasil membukukan pendapatan tahun berjalan sebesar Rp 1,382 triliun, naik 28% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,081 triliun. Sedangkan laba bersih perusahaan per 30 September 2019 mencapai Rp160 miliar, tumbuh 37% dari tingkat tahun sebelumnya sebesar Rp 116 miliar.
“Diharapkan melalui buyback ini, pasar akan mengapresiasikan harga saham perseroan sesuai dengan kondisi fundamental dan likuiditas perseroan yang kuat,” kata Benny.
Leave a reply
