Potensi Ekonomi Rp 1.800 T di 2025, UMKM Perlu Go Digital

Potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 diprediksi mencapai sekitar Rp 1.800 triliun yang dinilai sebagai pasar besar. Karena itu, pasar besar ini diminta jangan sampai disia-siakan dan dibanjiri dengan produk-produk luar.

Berdasarkan fakta itu, kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, transformasi ekonomi digital menjadi sebuah keniscayaan. Dan hadirnya Covid-19 berdampak terhadap semua lini usaha termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan 99% populasi usaha di Indonesia. Juga penyumbang 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja 97%.

“Meski tidak sedikit UMKM yang bertahan dan bahkan bertumbuh, salah satunya UMKM yang telah terhubung di ekosistem digital. Data menunjukkan 42% UMKM sudah menggunakan media sosial atau digital platform dalam merespons pandemi. McKinsey & Company juga mencatat ada pertumbuhan penjualan e-commerce di kuartal II 26%,” kata Teten dalam sebuah webinar, Kamis (3/12).

Karena itu, kata Teten, penting untuk mendorong transformasi UMKM go digital. Saat ini tercatat baru 10,2 juta atau sekitar 16% dari UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital. Angka ini mengalami percepatan karena di awal tahun ini baru 13%.

“Ada 3 isu utama UMKM go digital. Pertama, kapasitas produksi; kedua, kualitas produksi; ketiga literasi digital. Ketiganya, perlu diarahkan dan kementerian sudah menyiapkan rencana termasuk berbicara dengan swasta,” kata Teten.

Soal ekonomi digital, kata Teten, tidak hanya soal pemasaran, salah satu pilar ekonomi digital adalah teknologi finansial (fintech). Itu meliputi di antaranya akses-akses pembiayaan yang mudah, murah, dan mengoptimalkan teknologi digital. setidaknya ada 23 juta UMKM yang tidak mendapatkan akses pembiayaan perbankan.

“Inklusfitas ekonomi menjadi fitur penting bagi teknologi finansial karena memberi kemudahan bagi UMKM untuk modal kerja,” kata Teten.