
Perusahaan Nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) Melantai di Bursa Efek Indonesia

Ruddy Tjanaka, Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk
Perusahaan tambang nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (9/7). Perusahaan yang memiliki lokasi tambang di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara ini menjadi perusahaan tercatat ke-26 pada tahun ini, sekaligus menjadi perusahaan tercatat ke-738 di Bursa hingga saat ini.
PT PAM Mineral Tbk menawarkan 2 miliar saham (20,7%) kepada publik, dengan harga penawaran perdana Rp100 per saham. Dus, Perseroan akan mendapatkan dana sebesar Rp200 miliar dari penawaran umum perdana saham (IPO) ini.
Sebanyak Rp72 miliar dari dana hasil IPO ini akan digunakan untuk pengembangan usaha yaitu untuk eksplorasi dan sisanya untuk modal kerja.
Perseroan akan melakukan program eksplorasi lanjutan berupa pengeboran spasi detail (infill drilling) untuk penambahan cadangan bijih nikel Perseroan pada area blok kerja dengan nama BCL, Raisa, Kartini, Tiara, Syahrini dengan total luas sekitar 51 hektar di Morowali.
Pengeboran spasi detail (infill drilling) juga dilakukan oleh entitas anak PT IBM di area blok kerja dengan nama Kolaka, Cendana, Longori, Silae, Komia, Kuma, Kondole dengan total luas sekitar 183 hekatar, di Konawe Utara.
“Kami akan secara berkala menambah cadangan perusahaan melalui proses eksplorasi. Potensi yang besar bagi Perseroan untuk tumbuh mengingat saat ini baru sebagian kecil dari area yang dieksploitasi,” ujar Ruddy Tjanaka, Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk, Jumat (9/7).
Saat ini, Perseroan dan entitas anak memiliki sumber daya nikel sebsar 16 juta wet metric ton (WMT) dengan reserve atau cadangan sebesar 8 juta WMT. “Biji nikel Perseroan dijual kepada pasar domestik,” ungkap Ruddy.
PT PAM Mineral Tbk (NICL) berdiri tahun 2008, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel. Saat ini memiliki IUP Operasi Produksi di Morowali, Sulawesi Tengah, seluas 198 hektar. Entitas anak, PT IBM memiliki IUP Operasi Produksi di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dengan luar 576 hektar.
“Setelah menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia PT PAM Mineral Tbk (NICL) berkomitmen menjadi perusahaan tambang nikel profesioanl terkemuka dan ramah lingkungan dengan mengembangkan potensi pertambangan yang ada di wilayah Indoensia,” ujar Ruddy.
Hari pertama perdagangan di BEI, harga saham NICL melejit ke level Rp135 per saham, atau naik 35% dari harga penawaran perdana.
Leave a reply
