Penjualan DSNG Kuartal I-2023 Naik 26%, Tapi Laba Hanya Naik 3%

0
414

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan total penjualan sebesar Rp 2,1 triliun pada kuartal I tahun 2023. Pendapatan tersebut naik 26% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan produksi dan kenaikan harga rata-rata crude palm oil (CPO) Perseroan.

Segmen kelapa sawit masih memberikan kontribusi paling besar, yakni 88% dari total penjualan konsolidasi, dengan penjualan kelapa sawit pada kuartal I-2023 sebesar Rp1,8 triliun, naik 46% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

Segmen produk kayu DSNG mencatat hasil yang kurang menggembirakan menyusul turunnya permintaan produk panel maupun engineered floorings dari negara tujuan ekspor utama, seperti Jepang, Amerika Serikat, Kanada akibat turunnya daya beli sektor properti di negara tersebut.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo mengatakan kinerja peningkatan finansial DSNG pada kuartal I- 2023 masih ditopang oleh kenaikan volume penjualan CPO yang diiringi juga dengan kenaikan harga penjualan CPO.

“Pada kuartal I DSNG, produksi TBS kebun inti maupun plasma mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dengan produktivitas tonase per hektar yang kembali seperti sebelum kejadian El-Nino dua tahun lalu,” kata Andrianto dalam keterangan resminya.

Baca Juga :   Cari Talenta Muda, Sinar Mas Agribusiness and Food Beri Beasiswa

Produktivitas tandan buah segar (TBS) DSNG meningkat 28% menjadi sebesar 528 ribu ton di kuartal I-2023, sementara produksi CPO pada periode yang sama juga naik  42% menjadi sebesar 152 ribu ton.

Selain itu, ketatnya pasokan CPO secara global dan naiknya harga minyak nabati dunia di awal tahun 2023 menyusul belum jelasnya akhir perang Rusia dan Ukraina ikut mendorong peningkatan harga rata-rata CPO Perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini.

Harga CPO DSNG di kuartal I-2023 naik sebesar 13% menjadi Rp12,0 juta per ton dibandingkan kuartal I-2022 sebesar Rp10,6 juta per ton, bahkan lebih tinggi dibandingkan ASP CPO DSNG pada kuartal IV-2022 sebesar Rp 11,4 juta per ton.

DSNG hanya membukukan laba sebesar Rp215 miliar atau naik 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama karena naiknya beban biaya pupuk serta pembelian buah TBS dari eksternal yang jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, di mana marginnya lebih rendah dibandingkan margin dari  hasil proses buah inti.

Baca Juga :   Sawit Masih Ditentang di Pasar Internasional, Bagaimana Sertifikasi ISPO Bisa Menjadi Solusi?

Menurut Andrianto, curah hujan yang tinggi di awal tahun ini juga berpengaruh terhadap tingkat ekstraksi minyak sawit yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, sehingga ikut berdampak pada produksi CPO.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics