Penggalangan Dana Melalui Pasar Modal Capai Rp306,95 Triliun, Masih Ada 81 Emiten di Pipeline

0
184

Ketua DK OJK Wimboh Santoso/OJK

Pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja yang gemilang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (22/11) ini kembali mecapai level tertinggi baru sepanjang masa yaitu 6.723,39.

Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan hingga Jumat pekan lalu dimana IHSG berada di level 6.720,26, Indeks telah menguat 12,4% year to date, dengan nilai kapitalisasi pasar Rp8.242 triliun. Pembelian bersih investor asing tercatat sebesar Rp38,35 triliun sejak awal tahun.

“Pendorong dari composite index yang tinggi ini adalah dari sektor teknologi, consumer product dan kesehatan,” ujar Wimboh dalam acara Economic Outlook 2022-Kebangkitan Sektor Keuangan yang diselenggarakan Beritasatu, Senin (22/11).

Wimboh mengatakan kondisi pasar modal Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, pemulihan pasar modal ini terjadi karena masyarakat percaya dengan fundamental ekonomi Indonesia.

“Karena kita basisnya adalah konsumsi dalam negeri. Sehingga kalau mobility ini dibuka, itu semua sektor akan bergerak dan ini adalah sektor tadi yang kaitannya dengan teknolgi sangat penting sehingga banyak sekali startup yang rising fund di pasar modal,” ujarnya.

Baca Juga :   Perusahaan Penunjang Hulu Migas, PT OBM Drilchem Tbk Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia

Terkait penggalangan dana di pasar modal ini, Wimboh mengungkapkan sepanjangan 2021 ini sudah mencapai Rp306,95 triliun dari 38 emien baru. Kondisi ini jauh lebih baik dari tahun 2020 lalu dengan jumlah penggalangan dana di pasar modal sebesar Rp118,7 triliun.

“Saya rasa di 2022 akan tetap tinggi [rising fund di pasar modal], karena di pipeline jumlahmnya 81 [calon emiten],” ujar Wimboh.

Nilai emisi atau jumlah penggalangan dana dari 81 calon emiten tersebut, ungkap Wimboh, diperkirakan Rp41,5 triliun. Ke-81 emiten dalam pipeline ini akan melakukan penawaran umum saham pada akhir 2021 dan tahun 2022.

Pertambahan jumlah emiten ini, menurut Wimboh memberikan ruang bagi investor ritel untuk melakukan investasi di pasar modal. Selama masa pandemi, investor ritel tumbuh 102,97% menjadi 6,8 juta.

Leave a reply

Iconomics