
Pendapatan Semester I-2022 Naik 215%, Laba Bersih Naik Signifikan

Direktur Utama Klinko Anggun Supanji/Dok Klim
PT Klinko Karya Imaji Tbk. (KLIN) membukukan pendapatan Rp3,06 miliar pada semester I-2022. Pendapatan tersebut meningkat 215% dari realisasi periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang berjumlah Rp1,42 miliar.
KLIN juga menyebut laba bersih tahun berjalan KLIN sepanjang paruh pertama 2022 melejit menjadi Rp157,58 juta. Angka ini naik hampir 5 kali lipat dari laba bersih tahun berjalan pada periode yang sama tahun lalu, tercatat sebesar Rp33,32 juta.
Pendapatan utama dari produk alat kebersihan KLIN di tahun 2022 salah satunya ditopang oleh pasar ekspor. Pada Agustus 2022 lalu, KLIN telah mengirimkan satu unit kontainer ke Amerika Serikat, dimana kerjasama ini akan kembali berlanjut sampai dengan akhir tahun 2022.
“Kami akan kembali mengirimkan 4-5 kontainer ke Amerika Serikat secara bertahap. Kinerja penjualan ekspor KLIN pada Januari-Juni 2022, tercatat sebesar Rp240,3 juta atau naik tiga kali lipat dibanding tahun lalu yang sebesar Rp82,9 juta,” kata Direktur Utama KLIN Anggun Supanji dalam keterangan resmi.
Target pasar ekspor ini meliputi tujuh negara di kawasan Asia Tenggara, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Afrika. Pertumbuhan pendapatan ini terutama ditunjang dari penjualan domestik ke beberapa mitra distributor untuk varian keset lantai, kain pel, lobby duster, serta 16 variasi lainnya.
Anggun menyebutkan, KLIN juga segera meresmikan pabrik baru pada Oktober 2022, sesuai dengan rencana perseroan saat IPO. Penambahan pabrik ini akan berkontribusi pada peningkatan penjualan sebesar Rp8,3M di tahun 2022. Dari jumlah tersebut, KLIN memproyeksikan kontribusi dari kegiatan ekspor meningkat sampai dengan 25%.
“Produk-produk KLIN punya keunggulan tinggi di pasar domestik dan internasional, karena alat kebersihan ini pada dasarnya produk yang dipakai harian dengan intensitas guna yang tinggi, sehingga daya tahan dan kualitas jadi prioritas konsumen. Kami juga mengusung prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam aktivitas operasional demi menciptakan bisnis yang berdampak positif pada lingkungan atau green environment,” katanya.
Leave a reply
