Pendapatan Naik 9%, XL Axiata Cetak Laba Rp 713 M di 2019

0
579
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT XL Axiata Tbk mencatatkan kinerja memuaskan sepanjang 2019. Untuk tahun buku 2019, XL mencatat pendapatan mencapai Rp 25 triliun atau naik 9% dibanding tahun sebelumnya sekitar Rp 23 triliun.

Pendapatan perusahaan dari segi pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) juga mengalami peningkatan menjadi Rp 9,9 triliun atau naik sebesar 17%. Dengan peningkatan tersebut, maka laba yang berhasil dicetak perusahaan mencapai Rp 713 miliar, setelah tahun sebelumnya mencatat kerugian sebesar Rp 3,1 triliun.

“EBITDA perusahaan tumbuh lebih cepat dibanding pendapatan karena kami berfokus pada profitabilitas. Jadi EBITDA dibandingkan pendapatan itu tumbuh lebih tinggi karena kami fokus pada operational excellence sehingga menghasilkan laba di tahun 2019,” kata CEO XL Axiata Dian Siswarini saat telekonferensi secara virtual, Senin (18/5).

Dian menyebutkan ada 3 hal yang mendukung keberhasilan perusahaan pada 2019. Pertama, perusahaan berhasil memperkuat jaringan di daerah luar Pulau Jawa. Penguatan tersebut, kata Dian, membuat penetrasi layanan 4G untuk wilayah di luar Jawa sudah lebih dari 90% sehingga hampir menyamai tingkat layanan di Jawa.

Baca Juga :   BTPN Cetak Laba Bersih Setelah Pajak Rp 1,2 T di Semester I/2024

Kedua, kata Dian, perusahaan berhasil melakukan upselling kepada pelanggan menggunakan data analytics dan strategi dualbrand yakni XL dan Axis. “Kemudian strategi ketiga kami menjalankan program operational excellence. Ini memastikan capex menghasilkan pengembalian modal dalam waktu 3-4 tahun,” kata Dian.

Untuk tahun ini, kata Dian, perusahaan menargetkan penambahan atau upgrading kapasitas di 6000 base receiver station (BTS) 4G serta memperkuat sinyal di berbagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Ini dilakuka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kualitas layanan internet yang memadai karena sebagian masyarakat belajar dan bekerja dari rumah.

Juga karena perubahan perilaku pelanggan yang semakin terdigitalisasi. Dengan dua fakta itu, maka kebutuhan masyarakat akan internet semakin meningkat. “Remote working (WFH) akan menyebabkan kebutuhan internet semakin tinggi. Karena itu kami antisipasi bahwa layanan internet akan menjadi bagian lebih krusial sehingga yang kami harus upayakan dalam kondisi new normal itu adalah memberikan layanan internet yang lebih baik,” katanya.

 

Leave a reply

Iconomics