
Pendapatan Dolce & Gabbana Anjlok hingga 60% karena Covid-19

Dolce & Gabbana/Fashionista
Perusahaan busana yang memproduksi merek Dolce & Gabbana terdampak parah karena wabah virus corona. Pendapatan perusahaan tersebut turun tajam setelah wabah virus corona berlangsung dalam beberapa bulan ini.
Pendiri merek tersebut Domenico Dolce dan Stefano Gabbana kepada harian La Stampa pada Kamis (14/5) mengatakan, pendapatan perusahaan mereka anjlok sekali pada tahun ini. Mereka akan tetapi tidak menyebut atau merinci berapa pendapatan yang hilang akibat wabah virus corona.
“Anda harus tanyakan itu kepada eksekutif perusahaan kami. Tentu saja akan (kehilangan) banyak,” tutur Dolce dan Gabbana.
Dolce & Gabbana merupakan satu dari 10 perusahaan busana terbesar di Italia. Dari sisi pendapatan mereka mampu menghasilkan 1,38 miliar euro pada Maret 2019. Perusahaan ini tetap berupaya bekerja secara kreatif. Tapi baru akan kembali normal apabila pemberlakukan pembatasan jarak sosial sudah ditiadakan.
Wabah Covid-19 berawal dari Tiongkok pada akhir tahun lalu. Kemudian menyebar ke berbagai negara termasuk Eropa dan Amerika Serikat. Karena wabah tersebut, kebijakan pembatasan perjalanan, pembatasan sosial dan fisik diberlakukan.
Akibatnya, berbagai usaha harus ditutup. Sekola dan bekerja pun harus dilakukan dari rumah. Juga berdampak terhadap perusahaan retail yang menjual busana dengan merek-merek elite. Penjualan barang bermerek tersebut diperkirakan merosot hingga 60% di kuartal kedua 2020.
Menurut Dolce dan Gabbana, setelah pandemi Covid-19 ini berlalu, industri busana harus menyesuaikan dengan gaya hidup pelanggan yang baru. Ini disebut sebagai the new normal. Salah satunya kemungkinan adalah berkurangnya fashion show dan lebih memprioritaskan pasar digital.
Leave a reply
