Pendapatan Dividen Saratoga Naik 9% di Semester I-2023

0
162

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan pendapatan dividen sebesar Rp1,5 triliun pada semester I tahun 2023. Pendapatan dividen tersebut naik 9% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sebagai perusahaan investasi, Saratoga mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp47,5 triliun pada semester I-2023. Pada periode ini dengan dukungan arus kas yang kuat, Saratoga juga telah membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2022 sebesar Rp1 triliun atau sekitar Rp75 per saham yang menghasilkan dividen yield sebesar 4,4%. Jumlah dividen tunai tersebut meningkat 28% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp810 miliar atau Rp60 per saham.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan peningkatan penerimaan dividen dari perusahaan portofolio memperkuat kinerja perusahaan dari sisi arus kas yang terus tumbuh positif.

“Perusahaan secara disiplin mengimplementasikan strategi investasi yang mendorong peningkatan nilai portofolio kami secara keseluruhan. Secara konsisten kami juga terus mengoptimalkan setiap peluang investasi baru sebagai langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan nilai investasi dalam jangka panjang,” kata Devin melalui keterangan resmi.

Baca Juga :   JLL Beberkan Tren Investasi Properti Komersial di Asia Pasifik, Apa Lagi Tantangan di Tahun 2024?

Menurut Devin, sebagai negara dengan populasi yang terus bertumbuh dan didukung oleh potensi sumber daya alam yang tinggi serta perekonomian yang tumbuh positif, Indonesia tetap menawarkan peluang investasi yang sangat menarik. Oleh karena itu, Saratoga akan terus memperkuat investasinya di sektor-sektor penggerak ekonomi yang bernilai strategis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat portofolio investasi yang sudah ada khususnya pada infrastruktur digital dan energi terbarukan, serta melanjutkan diversifikasi investasi pada sektor lainnya seperti pelayanan kesehatan dan produk konsumen melalui kerja sama dengan mitra strategis. Kami percaya langkah-langkah ini akan memberikan hasil yang positif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Direktur Keuangan Saratoga, Lany D. Wong mengungkapkan sepanjang semester I-2023, Saratoga mampu mempertahankan rasio biaya dan utang yang sehat dengan biaya operasional sebesar 0,5% dari NAV dan loan to value sebesar 1,1%.

Di tengah tingkat suku bunga yang masih tinggi, Saratoga berhasil menurunkan beban bunga di semester I-2023 sebesar 53% dibanding dengan semester I-2022 melalui inisiatif pengurangan utang. Posisi utang bersih perusahaan pada periode ini adalah Rp507 miliar dibandingkan Rp688 miliar pada akhir 2022.

Baca Juga :   6 Kewenangan Lembaga Pengelola Investasi

Lany menjelaskan pada periode ini harga saham di sejumlah portofolio Saratoga mengalami penurunan. Seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Hal ini kemudian berdampak pada nilai NAV dan posisi laba/rugi perusahaan. Namun demikian, Lany menegaskan nilai kerugian yang tercatat pada semester I-2023 ini sebagian besar merupakan kerugian yang belum direalisasikan dan hanya tercatat di laporan laba/rugi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics