Pekan Depan Rupiah Diproyeksikan Melanjutkan Penguatan

0
444
Reporter: Petrus Dabu

Setelah terpuruk selama beberapa hari pada pekan ini, nilai tukar rupiah kembali menguat dalam dua hari terakhir. Pada Jumat (27/3),  berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia 1 US$ setara dengan Rp 16.230, menguat 0,6% dibandingkan sehari sebelumnya.

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat ini ditutup menguat 135 poin atau 0,83% ke level 16.170 dari sebelumnya 16.305.

Ibrahim, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka mengatakan dari dalam negeri penguatan rupiah terjadi karena para pelaku pasar mengapresiasi langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi dampak ekonomi pandemi virus corona baru (covid-19). Diantarnaya, memberikan kompensasi kepada masyarakat terkena dampak virus corona serta menunda pembayaran leasing selama satu tahun.

Untuk mencegah penularan, Ibrahim mengatakan pemerintah harus mengizinkan suatu wilayah melakukan lockdown terbatas seperti di level kabupaten/kota, kecamatan atau kelurahan.  Saat ini di wilayah Jawa Tengah sudah melakukan antisipasi dengan uji coba lockdown di Kota Tegal dan di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes. Menurutnya, langkah serupa bisa dilakukan di kota-kota lainnya sehingga pandemi ini bisa lebih cepat teratasi.

Baca Juga :   Rupiah Menguat, Pelaku Pasar Apresiasi Kebijakan Pemerintah, BI dan OJK

“Dan ini akan menjadi prestasi tersendiri bagi pemerintah sehingga pasar akan kembali tertarik dan dana asing akan kembali masuk ke pasar saham dan obligasi dalam negeri,” ujarnya di Jakarta, Jumat (27/3).

Bila investor asing kembali masuk ke pasar Indonesia, maka nilai tukar rupiah akan menguat.

Selain berbagai kebijakan dari pemerintah, menurut Ibrahim kebijakan moneter dari Bank Indonesia juga akan memberikan sentimen positif yang menguatkan otot rupiah. Sejuah ini, menurutnya, BI terus melakukan koordinasi dengan para pengusaha untuk bersama-sama melakukan intervensi.

“Intervensi Bank Indonesia melalui pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF, sedangkan pengusaha dengan cara menjual dollar AS yang masih tersimpan. Sehingga kepanikan pasar akan sedikit berkurang,” ujarnya.

Sedangkan dari luar negeri sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah, menurutnya adalah jumlah orang terinfeksi di Amerika Serikat yang makin meningkat bahkan melebihi jumlah kasus di China sendiri. Kondisi ini memicu pemerintah Amerika Serikat  harus menyiapkan dana kompensasi yang besar bahkan menganggarkan per keluarga  sebesar $3.000 atau setara dengan Rp.48.420.000 dengan rate 1$ sebesar Rp.16.1400.

Baca Juga :   Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan Karena Virus Corona

Secara terpisah, Senat AS telah menyetujui paket stimulus tak terbatas pada hari Rabu. Diharapkan DPR akan menyetuji sehingga bisa menjadi Undang-Undah pad akhir pekan ini. Ada pun paket tersebut adalah $ 2 triliun. Namun, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan nilai stimulus bisa mencapi US$ 6 triliun.

Apalagi dari sisi data ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja melaporkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran melonjak ke rekor lebih dari 3,28 juta pekan lalu karena langkah-langkah ketat untuk menahan pandemi coronavirus membuat gelombang PHK. Jumlah klaim tunjangan tersebut melampaui rekor sebelumnya dari 695.000 yang ditetapkan pada tahun 1982.

“Dalam perdagangan minggu depan, di hari Senen rupiah kemungkinan akan menguat karena program stimulus tak terbatas akan di setujui DPR Amerika Serikat,” ujarnya di Jakarta, Jumat (27/3).

Ibrahim memproyeksikan pada Senin pekan depan, rupiah akan bergrak di kisaran 15.900 hingga 16.250.

Leave a reply

Iconomics