
Pasar Menguat, Pembelian SBN oleh BI Mulai Turun

Gubernur BI Perry Warjiyo/Lifepal.co.id
Bank Indonesia (BI) menilai kemampuan pasar untuk menyerap lelang penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) semakin menguat. Karena itu, realisasi pembelian SBN oleh BI di pasar perdana mulai menurun.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, dengan fakta itu, kebutuhan pembiayaan terhadap defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pun semakin terserap. “Kapasitas pasar dengan aliran masuk modal asing semakin besar, tentu saja kemampuan pasar membeli SBN dari pasar perdana semakin besar,” kata Perry saat telekonferensi secara virtual, Jumat (5/6).
Perry bercerita, ketika pemerintah pertama kali melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 21-22 Maret lalu, BI membeli senilai Rp 4,65 triliun di lelang tersebut. Namun, lelang SBSN pada 18 Mei lalu, jumlah yang diperoleh pemerintah dari BI turun menjadi Rp 1,17 triliun.
Sementara bagi instrumen Surat Utang Negara (SUN) pada lelang perdana pemerintah sekitar 28-29 Maret lalu, BI membeli sebesar Rp 9,07 triliun. Namun pada 12 Mei 2020, BI hanya membeli sebesar Rp 1,77 triliun.
“Di situ kelihatan bahwa semakin kuatnya confidence pasar semakin besarnya bid to cover rasio kemampuan pasar untuk membeli SBN semakin besar,” tambah Perrry.
Lalu, untuk lelang SUN yang berlangsung kemarin, kata Perry, jumlah bid yang masuk dari pelaku pasar mencapai Rp 104 triliun atau 5,2 kali lipat melebihi kebutuhan pemerintah sebesar Rp 24,3 triliun. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 2,09 triliun dimenangkan oleh BI.
“Artinya dengan confidence pasar semakin membaik, indeks harga saham juga membaik. Yield SBN yang pernah tingginya 8,08% sekarang turun 7,06%. Aliran modal asing juga terus masuk dan tentunya kapasitas massa dalam membiayai APBN juga menguat,” katanya.
Sebagai informasi, BI mencatat arus masuk modal asing melalui instrumen SBN pada pekan ke-2 Mei terdapat inflow ke SBN sebesar Rp 2,97 triliun. Lalu pada pekan ke-3 terdapat inflow Rp 6,15 triliun, pekan ke-4 terdapat inflow Rp 2,54 triliun dan di awal Juni terdapat inflow Rp 7,01 triliun.
Leave a reply
