OJK Beberkan Rencana IPO Sejumlah Perusahaan, dari Swasta Hingga BUMN

0
410

Penggalangan dana melalui pasar modal diperkirakan masih akan semarak pada tahun 2023 ini. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 24 Februari 2023 menunjukkan nilai penghimpunan dana oleh perusahaan melalui pasar modal tercatat sebesar Rp35,8 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 17 emiten.

“Di pipeline, masih terdapat 73 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp108,4 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO yang akan dilakukan oleh 45 calon emiten baru,” ujar Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers, Senin (27/2).

Beberapa perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO ini, tidak hanya swasta tetapi juga perusahaan BUMN.

Salah satu perusahaan swasta yang akan melakukan IPO adalah PT Amman Mineral Internasional, perusahaan tambang emas dan tembaga grup Medco.

“Saat ini PT Amman Mineral Internasional itu telah menyampaikan dokumen pernyataan pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham kepada OJK. Saat ini OJK sedang melaksanakan penelaahan atas dokumen pernyataan pendaftaran yang dimaksud,” ungkap Inarno.

Baca Juga :   OJK Tutup 2 Izin Usaha Perusahaan Multifinance

“Terkait dengan nilai emisi, jumlah saham dan juga harga penawaran atas PT Amman Mineral Internasional Tbk tersebut baru bisa diketahui secara pasti setelah perseroan memperoleh izin publikasi dan juga melakukan book building. Jadi, saat ini memang kita masih belum bisa menentukan nilainya berapa, harganya berapa, dan jumlah emisinya berapa,” tambahnya.

Selain perusahaan swasta, sejumlah perusahaan BUMN juga akan melantai di Bursa. Setelah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk yang sudah resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada Jumat (24/2) lalu, sejumlah BUMN diperkirkan akan menyusul.

Beberapa BUMN yang santer diberitakan akan melakukan IPO adalah PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pupuk Kaltim dan BUMN subholding persawitan Palm Co.

Inarno mengatakan untuk IPO PHE, saat ini ditunda karena ada penyesuaian laporan keuangan yang akan digunakan dalam IPO ini. “Sebelumnya sudah memasukan [pendaftaran ke OJK], tetapi melakukan penundaan, kalau tidak salah pada saat itu dengan memakai laporan keuangan bulan Juni, akhirnya akan memakai laporan keuangan bulan Desember dan ditargetkan akan menyampaikan kembali pada bulan Maret 2023,” ujar Inarno.

Baca Juga :   Peningkatan Jumlah Investor Ritel Pasar Modal Harus Dibarengi Literasi

Inarno belum mau berkomentar banyak soal rencana IPO Pupuk Kaltim dan Palm Co, karena kedua perusahaan ini belum menyampaikan dokumen pernyataan pendaftaran ke OJK. “Namun kita harapkan memang ada rencana untuk memasukan dokumen pernyataan pendaftaran itu di tahun ini. Mudah-mudahan bisa tercapai,” ujar Inarno.

Terkait ada dispensasi ketentuan floating share 10% untuk IPO perusahaan BUMN, Inarno mengatakan sejauh ini tidak membeda-bedakan antara BUMN dan non BUMN. “Floating share 10% itu sebetulnya diatur di ketentuan Bursa, Peratuan No.1A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat. Kami tentunya masih membahas lebih lanjut dengan Bursa mengenai hal tersebut,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics