
Mulia Industrindo Siapkan Anggaran Rp 25 Miliar untuk Buyback Saham

Ilustrasi/Neraca
Produsen gelas, PT Mulia Industrindo Tbk mengalokasikan anggaran Rp 25 miliar untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham di bursa. Dana tersebut diambil dari kas internal Perseroran.
“Jumlah saham yang akan dibeli tidak akan melebihi 25% dari jumlah modal disetor dalam Perseroran,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Rabu (18/3).
Rencananya pembelian kembali mulai dilakukan hari ini Rabu (18/3) hingga 18 Juni nanti. Disebutkan pembelian kembali ini tidak mengakibatkan penurunan pendapatan dan tidak memberikan dampak atas biaya pembiyaan Perseroan karena dana yang digunakan adalah dana internal yang berasal dari kegiatan operasional.
Harga saham emiten dengan kode MLIA ini pada sesi pertama perdagangan Rabu (18/3) berada di level Rp 440 per lembar, turun 2,22% bila dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Sejak awal tahun harga MLIA sudah terkoreksi sebesar 41,33% dari Rp 750 per lembar di awal tahun. Penurunan ini seiring dengan kondisi pasar saham secara keseluruhan yang turun karena sentimen negatif Coronavirus (Covid-19).
Dari sisi kinerja keuangan, berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, pendapatan dan penjualan Perseroran mengalami penurunan sebesar 37,03% (yoy) dari Rp 4,58 triliun menjadi Rp 2,89 triliun. Demikian juga laba bersih yang dibukukan turun 47,26% (yoy) dari Rp 142,79 miliar menjadi Rp 75,31 miliar.
Buyback saham merupakan upaya emiten di pasar modal Indonesia menahan laju penuruan harga saham akibat sentimen negatif wabah Coronavirus (Covid-19). Hingga Rabu (18/3) siang, dalam catatan Iconomics, sudah ada 34 emiten yang mengumumkan ke bursa rencana buyback saham.
Berikut adalah nama-nama perushaan tersebut:
- PT Tunas Baru Lampung Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 70 miliar
- PT Fast Food Indonesia Tbk, anggaran Rp 10 miliar
- PT Alfa Energi Investama Tbk,anggaran sebesar Rp 5 miliar
- PT Itama Ranoraya Tbk, anggaran sebesar Rp 60 miliar
- PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk, anggaran sebesar Rp 14 miliar
- PT Jaya Real Property Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT PP (Persero) Tbk, anggaran Rp 250 miliar
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT Jasa Marga Tbk (Persero), anggaran sebesar Rp 500 miliar
- PT Rukun Raharja Tbk, anggaran Rp 40 miliar
- PT Eastprac Hotel Tbk, anggaran Rp 2 miliar
- PT Ace Hardwere Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 34,3 miliar
- PT AKR Corporindo Tbk, anggaran sebesar Rp 500 miliar
- PT Barito Pacific Tbk, anggaran sebesar Rp 1 triliun
- PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, anggaran sebesar Rp 1,8 triliun
- PT Medco Energi Internasional Tbk, anggara sebesar US$ 3 juta
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, anggaran sebesar Rp 3 triliun
- PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, anggaran sebesar Rp 250 Miliar
- PT Bukti Asam Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Timah Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk , anggaran sebesar Rp 110 miliar
- PT Nusantara Infrastruktur Tbk, anggaran tidak disebutkan
- PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, anggaran tidak disebutkan, jumlah lembar 200 juta
- PT Mulia Industrindo Tbk, anggaran sebesar Rp 25 miliar
- PT Nusa Raya Cipta Tbk, anggaran sebesar Rp 125 miliar
- Pan Brothers, Tbkm anggaran sebesar Rp 210 miliar
- PT Bank Panin Tbk, anggara sebesar Rp 480 miliar
- PT Kalbe Farma Tbk, anggara sebesar Rp 18,75 miliar
- PT Surya Semesta Internusa Tbk, anggara sebesar Rp 300 miliar
- PT Cikarang Listrindo Tbk, anggara sebesar Rp 72,45 miliar
Leave a reply
