Meski Tak Sebagus Tahun Lalu, Maybank Indonesia Catat Laba Sebelum Pajak Semester I-2021 Senilai Rp762 Miliar

0
395

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) mengumumkan laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp762 miliar pada semester I tahun 2021. Laba tersebut turun sebesar 28,5% dari Rp1,1 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Maybank Indonesia mencatatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar Rp510 miliar pada semester pertama 2021. Nilai tersebut turun 37% dari Rp810 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan sejak kuartal pertama 2020.

Dalam siaran pers tertulis, bank yang dipimpin oleh Taswin Zakaria sebagai Presiden Direktur ini mencatat Net Interest Income (NII) atau Pendapatan Bunga Bersih turun 12,1% menjadi Rp3,5 triliun seiring dengan penurunan penyaluran kredit dan yield kredit. Hal ini sejalan dengan penurunan BI Rate dan dampak proses restrukturisasi kredit yang sedang berlangsung bagi nasabah yang terdampak pandemi. Net Interest Margin (NIM) atau Marjin Bunga Bersih juga turun 54 basis poin menjadi 4,47% pada Juni 2021, dibandingkan 5,01% pada periode yang sama tahun lalu. Namun, NIM meningkat 12 basis poin dibandingkan kuartal pertama 2021 yang tercatat sebesar 4,35%, didukung oleh biaya bunga yang membaik.

Baca Juga :   Laba Bersih IPCM Naik 70%

Fee-based income pun turun 19,6% menjadi Rp952 miliar di semester pertama 2021. Hal ini disebabkan menurunnya pendapatan fee dari transaksi Global Market, namun fee terkait Bancassurance bertumbuh 79,0% menjadi Rp106 miliar. Secara kuartalan, pendapatan fee tumbuh 10% menjadi Rp498 miliar di kuartal kedua 2021 dari Rp453 miliar di kuartal pertama 2021.

Turunnya pendapatan bunga kredit dan fee-based income akibat pandemi yang masih berlangsung dapat diimbangi oleh berbagai upaya Maybank Indonesia, diantaranya menekan biaya provisi, biaya kredit (credit cost) dan biaya overhead.

Maybank Indonesia berhasil mengendalikan biaya overhead, yang tercatat turun 6,1% menjadi Rp2,9 triliun, didukung oleh upaya berkelanjutan terhadap pengelolaan biaya di seluruh organisasi, termasuk penerapan work from home selama pandemi.

Seiring dengan kondisi pasar saat ini, di mana industri perbankan menghadapi perlambatan dalam pertumbuhan kredit, total kredit Maybank Indonesia juga turun 14,6% menjadi Rp98,8 triliun di tengah upaya Bank memitigasi risiko kredit selama masa pandemi. Adapun penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih bertumbuh positif sebesar 1,2% pada semester pertama 2021 menjadi Rp14,4 triliun dari Rp 14,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, KPR tumbuh 2,5% dari Rp14,1 triliun di kuartal pertama 2021.

Baca Juga :   ASDP Catat Kenaikan Pendapatan Sebesar 16% di Semester I-2023

Total simpanan nasabah meningkat 1,6% menjadi Rp107,4 triliun pada semester pertama 2021. Bank menerapkan berbagai strategi untuk mempertahankan likuiditas yang kuat dan basis pendanaan yang efisien dengan meningkatkan dana murah dan mengurangi dana berbiaya tinggi. Strategi tersebut berkontribusi pada peningkatan CASA, yang bertumbuh 6,4% menjadi Rp45,1 triliun. Rasio CASA juga naik menjadi 41,9% pada Juni 2021 dibandingkan 40,0% pada Juni 2020.

Posisi permodalan Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 26,3% pada Juni 2021 dibanding 22,1% pada periode yang sama tahun lalu. Total modal Bank tercatat naik menjadi Rp27,2 triliun pada Juni 2021 dari Rp26,4 triliun pada Juni 2020.

Dalam siaran pers yang diterima, Maybank Indonesia menyebut semenjak pandemi Covid-19 merebak pada kuartal kedua 2020, Maybank Indonesia selalu memantau asetnya di seluruh segmen bisnis dan secara aktif telah membantu debitur menganalisa dampak pandemi terhadap bisnis mereka. Bank ini juga menilai apakah diperlukan restrukturisasi dan penjadwalan ulang (R&R) untuk menjaga kelangsungan bisnis debitur.

Baca Juga :   BRI Mencatatkan Pertumbuhan Laba Sebesar 34,74% dan Aset Sebesar 11,87% di Kuartal III-2021

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan kondisi pandemi saat ini cukup memprihatinkan, di mana data Pemerintah menunjukkan telah terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 di akhir kuartal kedua 2021. Menurutnya, pemberlakuan PPKM Darurat dan akselerasi program vaksinasi oleh Pemerintah, dapat menumbuhkan kepercayaan pasar terkait pemulihan ekonomi secara bertahap.

“Kami akan tetap disiplin dalam mengelola pertumbuhan bisnis Bank dan senantiasa menerapkan manajemen risiko yang konservatif di tengah kondisi yang menantang saat ini. Kami akan terus berinovasi dalam menyediakan berbagai produk dan solusi keuangan yang relevan bagi nasabah di tengah pandemi yang sejalan dengan misi Bank, Humanising Financial Services. Dengan permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai, kami siap menyambut peluang pertumbuhan, seiring dengan pemulihan ekonomi,” kata Taswin dalam siaran pers tertulis.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics