
Merck Tbk Bagikan Dividen Rp130 per Saham

Evie Yulin, Presiden Direktur PT Merck Tbk/ist
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Merck Tbk (MERK) yang digelar pada Rabu (29/7) memutuskan membagikan dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp58,2 miliar atau Rp130 per saham.
Merck membukukan laba usaha operasional yang dilanjutkan meningkat dari Rp47 miliar menjadi Rp126 miliar pada 2019, atau meningkat sebesar 166%.
Bambang Nurcahyo, Direktur Keuangan Merck mengatakan selain untuk dividen laba tahun 2019 juga digunakan untuk belanja modal (capex) sekitar Rp30 miliar yang sebagian besar digunakan untuk investasi di pabrik Perseroan di Pasar Rebo. “Jadi penggunaannya lebih untuk memperkuat capex dan working capital dari Perseroan,” ujarnya saat paparan publik virtual, Rabu (29/7).
Selain dividen, RUPST juga memutuskan mengangkat kembali Tang Mei Lin (Presiden Komisaris) dan Parulian Simanjuntak (Komisaris Independen) sebagai dewan komisaris Perseroan. Demikian juga direksi tak berubah yaitu Evie Yulin (Presiden Direktur), Bambang Nurcahyo (Direktur Keuangan) dan Arryo A.Wachjuwidajat (Direktur Plant).
Pada semester pertama 2020, Merck membukukan pertumbuhan laba dari operasi yang dilanjutkan sebesar Rp32,12 miliar, naik 425% dibanding Rp6,12 miliar pada semester pertama 2019. Sementara laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp42,77 miliar, naik 234% dibanding Rp12,82 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan laba usaha tersebut turut didorong oleh kontribusi dari bisnis Biopharma dan Bahan Baku Obat (BBO) yang meningkat sejumlah Rp18,7 miliar atau meningkat 256.2% dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan dari sisi penjualan, pada semester pertama 2020 turun sebesar 10,72% menjadi Rp282,84 miliar dibanding Rp316,79 miliar pada semester pertama 2019.
Evie Yulin, Presiden Direktur Merck mengatakan selama pandemi Covid-19, hampir semua rumah sakit pemerintah melayani pasien-pasien Covid-19. Sedangkan jumlah pasien non Covid-19 yang datang ke rumah sakit jumlahnya menurun. Karena itu, dalam jangka pendek akibat Covid-19 ini beberapa bisnis mengalami penurunan contoh bisnis yang terkait dengan fertilitas karena orang cenderung menunda kehamilan sampai kondisi membaik. Demikian juga produk-produk yang terkait dengan ongkologi mengalami penurunan karena pasien menunda treatment.
Tetapi Evie menambahkan produk-produk yang masih laris selama pandemi ini adalah produk untuk menangani diabetes tipe dua atau oral diabetes. Kemudian obat anti hipertensi.
Evie optimis penjualan pada tahun ini tetap akan bagus. Menurutnya produk yang terkait fertilitas yang merupakan salah satu proyek besar Perseroan, akan kembali pulih ke depan setelah sempat lesu selama pandemi. Apalagi pasien yang membutuhkan produk fertilitas ini juga berpacu dengan umur, makin cepat treatment dilakukan akan semakin baik hasilnya. “Kami yakin setelah off beberapa bulan ini akan kembali lagi untuk datang mendapatkan treatment,” ujar Evie.
Demikian juga produk-produk terkait ongkologi, menurutnya pasien kemoterapi juga akan kembali berobat. Selain itu, 20% dari bisnis Perseroan adalah produk yang terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). “Produk-produk kami diperpanjang sampai Desember di JKN sehingga diharapkan produk-produk ini akan memicu bisnis kita di tahun 2020 ini,” ujarnya.
Hal yang tak kalah penting, menurut Evie adalah infrastruktur digital Perseroan sudah sangat siap sehingga proses bisnis tetap bisa berjalan dengan baik di tengah pandemi Covid-19 ini.
Bambang Nurcahyo mengatakan dari sisi bottom line, pihaknya juga optimis akan tetap bagus hingga akhir tahun. Apalagi selama pandemi ini beberapa biaya operasional berkurang karena adanya pembatasan pertemuan dari offline menjadi virtual. “Salah satunya yang terlihat jelas adalah penurunan dari travel and entertainment,” ujarnya.
Tahun 2020 ini, Merck menganggarkan belanja modal sebesar Rp49 miliar. Arryo A.Wachjuwidajat, Direktur Plant Merck mengatakan alokasi belanja modal ini terutama untuk pembelian mesin-mesin dan peralatan pabrik di Pasar Rebo baik untuk keperluan otomatisasi, upgrading atau pun replacement.
“Sampai bulan Juni kita sudah hampir 25% serapan capex ini dan kita berharap sampai dengan akhir tahun kita bisa menyerap total seluruh dana yang kita anggarkan terlepas dari beberapa kendala dari supplier untuk memasok peralatan,” ujar Arryo.
Leave a reply
