Menteri BUMN Akan Konsolidasikan Holding RS Termasuk Milik Krakatau Steel

Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Krakatau Steel (Persero) Tbk untuk fokus mentranformasi dan merestrukturisasi bisnisnya. Perusahaa milik negara yang memproduksi baja ini diminta agar tidak melepas asetnya walau tak berhubungan dengan bisnis utamanya.

Menurut Erick, Krakatau hanya perlu mengkonsolidasikannya bersama rumah sakit di bawah BUMN lainnya. Dengan demikian, Krakatau tidak perlu menyuntik modal terhadap anak usaha yang tidak sejalan dengan bisnis utamanya.

“Rumah sakit kan bukan inti bisnis Krakatau. Tapi, kalau rumah sakit itu kita gabungkan di bawah holding BUMN akan menjadi terbesar di Indonesia dengan kapasitas tempat tidur hingga 6.500 unit. Jadi, fokus saja ke bisnis utama,” kata Erick di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dikatakan Erick, menjadi terbesar saja tidak cukup. Karena itu, rumah sakit BUMN yang akan dibuat menjadi sebuah holding haruslah didukung ahli. Juga akan dikelola manajemen yang handal di bidang pelayanan rumah sakit.

Dengan begitu, kata Erick, Krakatau yang sedang fokus mentransformasi dan merestrukturisasi bisnisnya akan meringankan bebannya. “Jika berada di bawah satu holding, Krakatau tetap bisa menjadi pemilik saham atas rumah sakitnya itu,” kata Erick.

Soal ini, Direktur Utama Krakatau Steel Hilmy Karim mengatakan, pihaknya sedang memetakan anak-anak usahanya terutama yang tidak berhubungan dengan bisnis utama perusahaan. Salah satunya adalah rumah sakit.

Krakatau Steel, kata Silmy, akan mengkonsolidasikan rumah sakit di bawah BUMN lainnya. Hal tersebut sudah menjadi inisiatif awal. Soal tindak lanjutnya nanti, Krakatau Steel menyerahkannya kepada Kementerian BUMN.