Mengenal PT Hatten Bali Tbk, Calon Penghuni Baru Bursa dari Bali

0
2112

Secara struktur kepemilikan, 50% saham Hatten Bali Tbk dimiliki oleh PT Gotama Putra dan 50% lainnya dimiliki secara pribadi oleh Ida Bagus Rai Budarasa selaku Presiden Direktur. Sementara, PT Gotama Putra merupakan perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki oleh Ida Bagus Rai Budarasa. Kemudian 40% dimiliki oleh Ida Bagus Oka Kresna yang menjabat sebagai Presiden Komisaris di Hatten Bali. Sebanyak 20% saham lainnya di PT Gotama Putra dimiliki oleh beberapa orang.

Prospek Binis

Ida Bagus Rai Budarasa mengatakan sepanjang sejarahnya, Perseroan telah melalui berbagai tantangan, seperti peristiwa bom Bali I dan II, kemudian erupsi Gunung Agung. Peristiwa-peristiwa ini mempengaruhi bisnis Perseroan karena mengakibatkan kunjungan wistawan ke Bali menurun.

“Setelah tahun 2007, bisnis kami semakin berkembang. Tahun 2019 kami mengalami puncak dari penjualan kami yaitu lebih dari Rp220 miliar,” ujarnya.

Tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda dunia dan sektor pariwisata termasuk Bali sangat terpuruk. Budarasa mengatakan penjualan Perseroan menurun drastis pada tahun 2020 dan 2021.

Baca Juga :   Klinko Mau IPO, Inilah Rencana Penggunaan Dananya

“Tetapi pada tahun 2022 setelah airprot dibuka kembali secara internasional, penjualan kami kembali mendekati penjualan 2019. Walaupun sekarang turis yang datang belum sebanyak tahun 2019, tetapi di semester kedua ini penjualan kami sudah mendekati dari penjualan di 2019,” ujarnya.

Dengan melakukan IPO, Budarasa mengatakan struktur permodalan Perseroan akan semakin kuat. “Seperti diketahui dalam industri wine diperlukan modal kerja yang cukup besar karena untuk memproduksi wine diperlukan waktu yang cukup lama yaitu berkisar antara 6 bulan untuk white wine atau rose sampai selama 5 tahun untuk memproduksi fortified wine,” ujarnya.

Dengan kembali menggeliatnya sektor pariwisata, Budarasa optimistis prospek bisnis Perseroan kembali gurih kedepannya. Penjualan diperkirakan akan meningkat seiring dengan masuknya para turis asing yang merupakan pasar utama produk Perseroan.

Semenjak Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, dibuka untuk wisatawan asing tahun 2022 ini, jumlah kunjungan turis ke Bali mencapai sekitar 1,5 juta kunjungan. Tetapi, Budarasa mengatakan jumlah kunjungan tersebut baru mencapai 25% dari tingkat kunjungan pra pandemi. Tahun 2019, jumlah kunjungan wisaman ke Bali mencapai 6 juta kunjungan.

Baca Juga :   Mutu Akan IPO dengan Maksimal 30% dari Modal Penuh Perseroan

“Tetapi dengan kedatangan turis sebanyak 1,5 juta orang ini, peningkatan penjualan kami sangat signfikan,” ujarnya.

Ketut Sumarwan, Direktur Keuangan PT Hatten Bali Tbk mengatakan dengan pulihnya industri pariwisata Bali, Perseroan optimistis penjualan kembali meningkat. Apalagi, turis-turis Australia yang merupakan market share terbesar produk Perseroan juga sudah berbondong-bodong kembali ke Bali.

Selain mengandalkan market turis asing, selama masa pandemi, menurut Ketut, Perseroan juga menggarap market lokal di luar Bali.

“Jadi, otomatis kedepannya ada dua market yang kemudian berkembag menjadi lebih besar dari sebelumnya, karena tidak hanya bertumpuh kepada turisme di Bali tetapi juga market lokal di luar Bali. Dan ini akan terus berkembang di tahun-tahun kedepannya sehingga setelah tahun 2023 diharapkan sales-nya akan selalu meningkat dalam kisaran 10%,” ujar Ketut.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics