Laba Bersih Semester I-2024 Merosot, BTPN Beberkan Penyebabnya

0
56
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatatkan kenaikan aset, pertumbuhan kredit, dan pendapatan bunga bersih hingga semester I tahun 2024. Namun, laba bersih mengalami penurunan bila dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

“Bank BTPN berkomitmen untuk menciptakan pertumbuhan berarti kepada seluruh lapisan masyarakat. Kami juga terus mendorong perkembangan sektor-sektor yang prospektif agar dampak keberlanjutan bisnis perusahaan bisa dirasakan para pemangku kepentingan secara luas,” kata Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar dalam keterangan resminya.

Laporan keuangan konsolidasi Bank BTPN periode Januari-Juni 2024 telah memperhitungkan kinerja keuangan PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance yang Bank BTPN akuisisi pada akhir Maret 2024. Kedua perusahaan pembiayaan tersebut merupakan bagian dari OTO Group yang mayoritas sahamnya kini dimiliki oleh Bank BTPN.

Akuisisi Bank BTPN terhadap OTO Group berperan besar terhadap pertumbuhan kredit dan aset. Penyaluran kredit melalui OTO Group digunakan untuk mendukung mobilitas masyarakat luas.

Aset Bank BTPN tumbuh 22% tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp235,8 triliun. Sementara, penyaluran kredit Bank BTPN meningkat 19% yoy menjadi Rp176,2 triliun rupiah pada akhir Juni 2024.

Baca Juga :   Setiap Insan Diberi Kesempatan Berkarier, Bukti BTPN Dukung Kesetaraan Gender

Di sisi lain, saldo current account & saving account (CASA) tercatat meningkat sebesar 29% yoy menjadi Rp48,1 triliun pada akhir Juni 2024, dan deposito naik 1% yoy menjadi Rp70,9 triliun, sehingga rasio CASA turut meningkat menjadi 40,4% per akhir Juni 2024. Dengan demikian, total dana pihak ketiga tumbuh 11% yoy menjadi hampir Rp119,0 triliun pada akhir Juni 2024.

Bank BTPN juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok Rp355 miliar pada awal Juli 2024 sebagai upaya untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dan menjaga profil maturitas pendanaan yang lebih baik.

Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN berada di level 2,21% per akhir Juni 2024, lebih rendah dibanding rata-rata industri sebesar 2,34% pada akhir Mei 2024.

Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 234,9% dan net stable funding ratio (NSFR) 115,6% pada 30 Juni 2024. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat di 28,8%.

Baca Juga :   BTPN Bermitra dengan Microsoft Indonesia Atasi Kesenjangan Gender di Sektor Digital

Net interest margin (NIM) naik menjadi 6,41% pada akhir Juni 2024, dari 6,33% setahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih Bank BTPN juga naik sebesar 17% yoy menjadi hampir Rp7,0 triliun pada 30 Juni di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi. Kenaikan di pendapatan bunga bersih tersebut mendorong pendapatan operasional (konsolidasi) untuk tumbuh 18% yoy menjadi Rp8,2 triliun.

Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp1,2 triliun pada akhir Juni 2024, lebih rendah 15% yoy. Penurunan laba bersih ini terjadi karena peningkatan biaya kredit sebesar 46% yoy, atau sebesar Rp540 miliar, pascaakuisisi OTO Group. Penurunan laba bersih juga terjadi akibat kenaikan 26% yoy di biaya operasional menjadi Rp4,6 triliun, sejalan dengan pertumbuhan volume usaha dan inisiatif-inisiatif yang Bank BTPN sedang kerjakan.

Leave a reply

Iconomics