Laba Bersih BRI Tumbuh 98,38% di Kuartal II-2022

0
413

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja positif pada kuartal II tahun 2022. BRI secara konsolidasian (BRI Group) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp24,88 triliun pada kuartal II tahun 2022. Nilai tersebut atau tumbuh 98,38% year on year (yoy). Adapun total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp1.652,84 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa pencapaian tersebut tak lepas dari kemampuan BRI dalam melakukan strategic response yang tepat.

“Penyaluran kredit maupun penghimpunan dana masyarakat oleh BRI mampu tumbuh positif. Kami dapat menjaga sustainability pertumbuhan ini dengan fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah dan juga menjaga kualitas kredit terutama kredit yang kami restrukturisasi akibat pandemi Covid-19. BRI juga mampu mencatat pertumbuhan pendapatan non-bunga yang semakin baik dengan ditopang naiknya transaksi e-channel. Selain itu, Transformasi Digital melalui Business Process Reengineering mampu meningkatkan produktivitas bisnis sekaligus menjaga efisiensi operasional,” kata Sunarso dalam keterangan resmi.

BRI Group telah menyalurkan kredit sebesar Rp.1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% yoy pada kuartal II ini. Sunarso mengatakan secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81% dari Rp.837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp920 triliun di akhir Juni 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27%.

Baca Juga :   Kebijakan Transparansi Suku Bunga, OJK; Dorong Persaingan yang Sehat Antarbank

BRO menyebut Rasio NPL BRI secara konsolidasian terkendali di level 3,26%. Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26% di akhir Kuartal II 2022, dimana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal II 2021 yang sebesar 252,59%.

“Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi,” kata Sunarso.

Hingga akhir kuartal II-2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 3,70% menjadi Rp1.136,98 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 13,38%. Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 25,63% dan Tabungan tumbuh 8,32%. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12%, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56%.

Baca Juga :   KAI, INKA dan CCRC Qingdao Sifang Berkolaborasi untuk Kembangkan Kereta Api, Termasuk di IKN

Dirut BRI mengatakan peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, dimana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselarasi CASA growth.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics