
Kontrak Baru Naik 103,7%, ADHI Proyeksikan Sektor Konstruksi Tetap Cerah

Ilustrasi logo Adhi Karya/pasardana
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) memproyeksikan sektor konstruksi ke depan akan tetap cerah, seiring dengan masih giatnya pemerintah membangun infrastruktur. Pemerintah sendiri memang masih menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas pada tahun 2023.
Selama semester pertama 2022, ADHI telah merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar Rp15,9 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 103,7% dibandingkan perolehan kontrak pada Juli 2021 yang lalu sebesar Rp7,8 triliun.
Beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI sampai dengan Juli 2022, termasuk dalam Proyek Strategis Nasional, antara lain Tol Bawen-Yogyakarta, MRT Jakarta Fase 2A CP 202, Bendungan Jenelata-Gowa, dan Tol Semarang-Demak.
“Pembangunan infrastruktur yang masih menjadi bagian proyek prioritas yang dicanangkan Pemerintah di tahun 2023, membuat Manajemen yakni, bahwa pasar sektor konstruksi ke depan tetap cerah dengan beberapa strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dengan berbagai prospek bisnis yang berkelanjutan,” ujar Farid Budiyanto, Sektretaris Perusahaan ADHI dalam keterangan pers yang dikutip Theiconomics, Selasa (13/9).
Lebih lanjut Farid mengatakan selain terus memperbesar pangsa pasar konstruksi Pemerintah, ADHI juga secara selektif menangkap peluang sektor konstruksi lain, seperti manfaatkan peluang pasar konstruksi sektor perkeretaapian dalam negeri dan regional, memaksimalkan potensi sektor properti ADHI yang memiliki keunikan produk dan layanan, serta menyasar peluang pasar konstruksi yang berbasis sektor lingkungan, seiring dengan perhatian yang tinggi terhadap pencapaian SDGs atau Sustainable Development Goals melalui kegiatan Green Economy.
Selain itu, ADHI akan melakukan penguatan modal untuk dapat memperbesar kapasitas perusahaan dalam menyelesaikan proyek strategis nasional di samping terus mengupayakan percepatan pembayaran piutang proyek.
Sampai dengan semester I 2022, ADHI membukukan pendapatan sebesar Rp6,3 triliun atau naik sebesar 42,3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp4,4 triliun. Pada laba kotor, ADHI mencetak laba kotor sebesar Rp699,3 miliar. Kemudian dari sisi bottom line, ADHI mencetak laba selama semester I Tahun 2022 sebesar Rp10,2 miliar atau naik sebesar 23,5% dari laba bersih periode yang sama tahun 2021 yang lalu sebesar Rp8,3 miliar.
“Peningkatan laba bersih ini mengindikasikan ADHI dapat tetap bertumbuh di tengah kondisi pasca Covid-19, serta dampak kenaikan harga bahan baku,” jelas Farid.
Selama masa pandemi Covid-19 ADHI berhasil mempertahankan pemeringkatan pada tahun 2020 dan 2021 dengan rating A – (minus) dengan outlook stabil. Hasil pemeringkatan membuktikan konsistensi kepercayaan lembaga pemeringkat terhadap ADHI, karena hingga saat ini ADHI tidak menunda kewajiban dan sekaligus menunjukkan bahwa ADHI mampu memenuhi komitmen keuangan secara berkelanjutan.
Leave a reply
