Konflik Israel dan Iran Kian Memanas, Rupiah Kian Loyo dan Emas Makin Berkilau

0
28

Konflik Israel dan Iran makin memanas, setelah Israel pada Jumat pagi waktu Indonesia melakukan serangan ke sebuah bandar udara di Iran.

“Penyerangan ini mengagetkan bagi para investor sehingga safe haven akan dijadikan sebagai lindung nilai. Dolar kembali menguat , kemungkinan besar [indeks dolar AS] akan ke 108,” ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Jumat (19/4).

Ibrahim mengatakan pada perdaganga Jumat, Rupiah dibuka melemah 108 poin. Mengutip Bloomberg sekitar pukul 13.00 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp16.281 per US$.

Ibrahim mengatakan konflik Israel dan Iran ini juga membuat harga emas berkilau. “Ada kemungkinan besar level tertinggi [harga emas] akan tercapa di US$2500 per ons troi,” ujarnya.

Harga minyak mentah juga, tambah Ibrahim, akan membara.”Kemungkinan besar [harga minyak mentah] ini akan menuju US$90 per barel,” ujarnya.

Sebelumnya pemerintah Indonesia menyatakan terus mencermati kondisi di Timur Tengah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, konflik Israel-Iran ini akan mengganggu distribusi logistik global, terutama kapal-kapal pengangkut minyak yang melintasi Selat Hormuz.

Baca Juga :   Perusahaan Tambang Emas, Archi Indonesia Umumkan Rencana IPO

“Kita tahu Selat Hormuz penting terutama untuk jalur minyak. Sebanyak 30% perdagangan minyak ada di sana,” ujar Airlangga.

Airlangga memaparkan fundamental ekonomi Indonesia sejauh ini solid. Menurunya, kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia baik karena prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini yang lebih baik dibandingkan pertumbuhan global.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics