
Kebijakan Tarif Resiprokal AS Berdampak terhadap 2 Perusahaan E-Commerce Tiongkok

Donald Trump/Ant
Kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif resiprokal, mempengaruhi 2 perusahaan e-commerce asal Tiongkok yakni Temu dan Shein. Dalam surat resmi yang dikeluarkan untuk pelanggan, Shein dan Temu berencana menaikkan harga penjualan barang pada 25 April 2025.
Kenaikan harga dipicu dari adanya pencabutan kebijakan “de minimis” yang dilakukan pemerintah AS mulai Mei 2025. Dampaknya akan menaikkan harga produk di bawah US$ 800.
Selama ini, Shein dan Temu menerapkan skema penjualan tanpa perantara di mana pelanggan bisa membeli barang langsung ke produsen tanpa pihak lain. Dengan cara tersebut, Shein dan Temu bisa menjual barang dengan harga yang lebih terjangkau dan murah.
“Karena perubahan terbaru dalam aturan dan tarif perdagangan global, biaya operasional kami meningkat. Untuk terus menawarkan produk yang Anda sukai tanpa mengurangi kualitas, kami akan menyesuaikan harga mulai 25 April 2025,” tulis surat pernyataan kedua perusahaan seperti dikutip Reuters pada Kamis (17/4).
Temu pun telah memutuskan untuk menutup iklan di “Google Shopping” di AS pada 9 April 2025. Imbas dari penutupan itu, peringkat Temu di aplikasi menurun dari posisi ke-3 menjadi ke-58.
Dampak lainnya karena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump itu, di mana untuk Tiongkok ditetapkan 145%, menyebabkan kepanikan di sektor e-commerce asal negara tersebut yang mengandalkan platform Amazon.
Kepala Shenzhen Cross-Border E-Commerce Association Wang Xin mengatakan, kebijakan tarif yang diberlakukan itu mampu mempengaruhi biaya produksi dan distribusi. Juga bisa menyebabkan keterlambatan bea cukai, dan mempengaruhi biaya logistik.
“Jadi, bagi kita semua yang berkecimpung di bisnis e-commerce lintas batas saat ini, ini benar-benar pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Wang seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, USA Today melaporkan, Shein dan Temu memiliki pelanggan yang cukup banyak di AS. Shein dan Temu menjual segala macam hal seperti mainan, pakaian, furnitur, hingga telepon pintar.
Sejak 2 perusahaan itu beroperasi, nilai ekspor Tiongkok ke AS melonjak dari US$ 5,3 miliar menjadi US$ 66 miliar dalam periode 2018-2023. Selama kebijakan “de minimis” berlaku, 30% barang yang masuk ke AS berasal dari Temu dan Shein, sehingga kebijakan tarif baru akan mempengaruhi peta perdagangan daring di AS.
Leave a reply
