
Jangan Silau dengan Janji Keuntungan, Simak Tips Investasi ala Dirjen P2R, Kementerian Keuangan

Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan/Theiconomics
Pandemi Covid-19 dipercaya dapat mendorong percepatan masyarakat menuju investment oriented society. Pembatasan aktivitas sosial di satu sisi membuat kegiatan ekonomi menurun, namun di sisi lain membuat pengeluaran untuk belanja tertentu juga menurun, seperti biaya untuk hiburan dan wisata. Penurunan alokasi belanja tersebut dapat dimanfaatkan untuk memulai atau meningkatkan alokasi untuk berinvestasi, bisa berinvestasi pada sektor riil, instrumen keuangan atau tak kalah penting adalah investasi pada pengembangan diri.
Namun, memulai investasi tidaklah mudah. Masih banyak masyarakat yang tidak paham apa tujuan mereka berinvestasi serta apa investasi yang cocok dengan kebutuhannya.
“Tanpa pengetahuan yang memadai, mereka bisa terjebak masuk ke skema investasi bodong, investasi yang sarat dengan janji surga, menawarkan keuntungan menggiurkan yang dengan sangat gencar ditawarkan baik melalui orang yang kita kenal atau berbagai kanal media,” ujar Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (P2R), Kementerian Keuangan saat pembukaan masa penawaran SBR020, Senin (4/10).
Luky mengatakan saat ini beragam investasi tersedia untuk dipilih oleh masyarakat. Mulai dari investasi emas dengan nilai intrinsik yang jelas dan sudah sejak lama menjadi primodona bagi sebagian besar masyarakat. Ada pula invesasi di pasar modal, seperti reksa dana, saham, obligasi hingga cryptocurrecny yang sedang naik daun saat ini.
“Setiap jenis investasi memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing,” ujar Luky.
Karena itu, Luky membagikan tips dan trik sederhana dalam dalam memilih instrumen investasi. Menurutnya, dalam memilih instrumen investasi, perhatikan 2R dan 2L yaitu return, risk, legal dan logic.
Aspek 2R yaitu return dan risk, atau imbal hasil dan risikonya. Luky mengatakan biasanya produk yang memiliki potensi keuntungan atau return yang tinggi risikonya juga tinggi.
“Jangan sampai tergiur dengan produk investasi yang menawarkan return yang sangat tinggi tanpa kita memahami riskonya. Sangat penting bagi investor untuk mengerti risiko dari instrumen yang akan dipilih, jangan silau dengan janji keuntungan yang ditawarkan yang sifatnya mungkin tidak pasti,” ujarnya.
Aspek 2L yaitu legal dan logic. Pastikan legalitas dari produk investasi yang akan dipilih, apakah sudah terdaftar atau belum, secara resmi. Sementara itu, logic adalah bagaimana proses bisnis dari produk tersebut hingga bisa memberikan keuntungan bagi para investornya.
“Jangan sampai kita serakah, maka kita tidak mempedulikan logis tidaknya investasi yang ditawarkan,” ujarnya.
Luky menjelaskan, pemerintah bersama dengan otoritas di pasar keuangan terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap instrumen dan industri keuangan. Diantaranya melalui berbagai program edukasi, sosialisasi, diseminasi, seminar, dan lainnya. Selain itu, pemerintah juga melakukan perluasan dan kemudahan akses layanan keuangan formal ke seluruh lapisan masyarkat.
Salah satu kebijakan pemerintah saat ini adalah meningkatkan paritisipasi investor individu dalam negeri khususnya investor kecil melalui penerbitan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel. SBN ritel yang saat ini sudah diterbitkan secara online menjadi salah satu alternatif investasi yang aman, mudah, menguntungkan dan turut mendukung pembiayaan APBN.
Luky mengatakan dikatakan aman karena karena pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh undang-undang dan dananya disedikan dalam APBN setiap tahunnya.
SBN, menurutnya menguntungkan, karena imbal hasil yang kompetitif dan dapat dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
“Investor SBN ritel ini memperoleh double return, karena selain memperoleh keuntungan dari instrumen investasi, di saat yang sama juga memberikan manfaat bagi masyarakat karena turut berperan nyata membangun negeri melalui pembiayan APBN,” ujarnya,
Seiring perkembangan teknologi, sejak 2018, penerbitan SBN ritel telah menggunakan sistem online yang disebut e-SBN. Tujuan penggunaan platform online ini untuk memudahkan investor dalam berinvestasi di SBN ritel.
Leave a reply
