
Jagartha Advisors Proyeksikan IHSG Tahun 2021 Mencapai 7.000-7.250

Erik Argasetya, Director, Chief Investment Officer Jagartha Advisors/Iconomics
PT Jagartha Penasihat Investasi (Jagartha Advisors) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2021 akan mencapai level 7.000 hingga 7.250. Prediksi tersebut dengan sejumlah asumsi diantaranya vaksin Covid-19 efektif digunakan dan ekonomi sektor riil akan pulih.
Pada perdagangan Rabu (16/12), IHSG ditutup di level 6.118,40, menguat 1,8% dibandingkan sehari sebelumnya. Secara year to date IHSG masih terkoreksi sebesar 2,88%. Namun, bila dihitung dari posisi terendahnya pada 24 Maret lalu yang berada di level 3.937,63, IHSG sudah kembali mengalami recovery sebesar 55,38%.
Erik Argasetya, Director, Chief Investment Officer Jagartha Advisors mengatakan masih ada risiko yang membayangi ekonomi dan pasar modal pada semester pertama 2021 yaitu efektifitas vaksin. Saat ini memang pelaku pasar menyambut positif berbagai berita soal penemuan dan penggunaan terbatas vaksin. Di Indonesia sendiri pada awal Desember ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin buatan Sinovac. Efektifitas vaksin ini akan teruji pada saat diimpelmentasikan nanti pada semester pertama 2021.
Bila vaksin Covid-19 efektif, maka pemulihan ekonomi dan pemulihan di pasar modal akan sejalan. “Kalau dua-duanya sejalan, baru itu bisa kita have the strong reason untuk mencapai index 7.000-7.250,” ujarnya dalam webinar, Rabu (16/12).
Selain efektifitas vaksin, indeks juga akan dipengaruhi oleh kinerja emiten. Dibandigkan tahun 2020 yang turun 30% hingga 40%, Jagartha Advisors memperkirakan laba perusahaan pada tahun depan tumbuh 25%.
Indeks pada tahun depan juga akan dipengaruhi oleh dana asing. Bila dana asing mengalir deras (capital inflow), maka menjadi penggerak untuk mendongkrak indeks.
Menurut Erik ada beberapa sektor yang diperkirakan akan tumbuh pesat pada tahun depan diantaranya adalah consumer terutama yang terkait dengan durable goods seperti mobil dan motor yang saat ini sudah mulai menunjukkan pemulihan. Kemudian sekor properti terutama properti residensial. Pertumbuhannya dipicu oleh suku bunga yang rendah.
Selain itu, sektor yang juga diperkirakan akan tumbuh adalah pertambangan terutama nikel yang dipicu oleh tren mobil listrik dimana bahan baku untuk batreinya bersumber dari nikel. Sektor ritel dan pariwisata juga diperkirakan akan kembali pulih pada tahun depan setelah pada tahun ini mengalami depresiasi yang dalam.
Leave a reply
