Investor Pantas ‘Smile’, Harga Saham Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) Capai ARA pada Debut Perdana di Bursa

0
207

PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 10 Januari. Pada hari pertama debutnya di lantai Bursa, harga saham emiten dengan kode saham SMLE ini naik 34,86%. Dengan mencapai level Auto Reject Atas (ARA) ini, para investornya pun pantas untuk tersenyum alias “smile”.

Mengutip RTI, pada awal perdagangan saham hari pertama ini, harga saham SMLE dibuka pada level Rp224 per saham, naik 28% dair harga perdana Rp175 per saham.

Harga saham SMLE terus menanjak hingga menyentuh Rp236 per saham, level maksimal kenaikan harga saham suatu emiten pada satu hari perdagangan alias ARA.

Investor pasar modal memang antusias dengan saham perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan bahan kimia khusus ini. Pada masa penawaran umum, permintaan terhadap sahamnya oversubscribed.

“Kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan animo dari seluruh investor yang telah mendukung IPO SMLE sehingga kami berhasil mencatatkan oversubscription sebanyak 113 kali dengan 24.155 investor baru yang berasal dari Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, China, India, Italia dan Singapura,” ungkap Siu Min, Direktur Utama PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) pada seremoni pencatatan perdana saham Perseroan di Main Hall BEI.

Baca Juga :   Melantai di BEI, Anak Usaha Adaro Percaya Diri Bisnis Batubara Masih Menarik

PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) melepaskan sebanyak 465.625.000 saham kepada masyarakat. Saham yang dikeluarkan dari simpanan (portepel) Perseroan tersebut ditawarkan dengan harga perdana Rp175 per saham. Dus, Perseroan mendapatkan dana Rp81,48 miliar dari IPO ini.

“Kami juga berterima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan atas ditetapkannya saham SMLE sebagi efek syariah,” ujar Siu.

Perusahaan ini berdiri tahun 2013, sebagai perusahaan yang fokus pada perdagangan bahan baku kimia khusus yang berperan penting dalam penyediaan bahan baku khusus di dalam pembuatan produk-produk kosmetika, makanan minuman dan kimia industri.

“Model bisnis kami berbeda dengan perushaan perdagangan kimia pada umumnya. Kami berfokus pada produk-produk dengan karakteristik khusus sehingga proses penjualan kami memerlukan waktu setidaknya 6 bulan. Bahkan ada beberapa proyek kami memakan waktu dua tahun. Hal ini disebabkan adanya berbagai tahapan yang cukup memakan waktu mulai dari kelengkapan dokumen, formulasi-formulasi, dikasih ke (bagian) produk, pengetesan prototipe hingga terakhir produksi  dan produksi massal,”jelas Siu.

Proses produksi yang memakan waktu itu, tambah Siu, menciptakan tingkat kesulitan tinggi untuk masuk ke dalam bisnis ini.

Baca Juga :   Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham Perusahaan Milik  Tjokro Gunawan Sentuh ARA

“Tetapi setelah proyek berjalan, bahan baku kami akan sulit sekali digantikan dan menciptakan ketergantungan pasokan yang lama,” ujarnya.

Siu mengatakan selama kurang lebih 10 tahun beroperasi, Perseroan memiliki kinerja yang baik. Rata-rata pertumbuhan per tahun mencapai dua digit.

“Pada periode Januari-Juni 2023, pendapatan Perseroan bahkan meningkat sebesar 49% dibadingkan periode Januari-Juni tahun sebelumnya,” ungkap Siu.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics