
Inilah Tips Buat Pebisnis untuk Bertahan di Bawah Wabah Corona

Ilustrasi mal sepi/detik.com
Omzet para pedagang atau pemilik usaha waralaba menurun tajam setelah wabah virus corona melanda Indonesia. Karena itu, para pengusaha itu harus memutar otak agar bisnis mereka tetap bisa bertahan di tengah situasi pandemik global itu.
Soal penurunan omzet usaha waralaba ini diakui konsultan bisnis Djoko Kurniawan. Kliennya yang umumnya pemilik usaha waralaba mengalami penurunan omzet hingga 60%. “Kalau kita bicara bisnis, jelas nyata, banyak klien saya di mal itu omzetnya sudah turun sampai 40%, 50% bahkan ada yang hingga 60%,” kata Djoko saat dihubungi beberapa waktu di Jakarta, Rabu (18/03/2020).
Djoko mengatakan langkah yang ditempuh pemerintah terutama ketika menetapkan kebijakan bekerja dari rumah dan menghindari tempat keramaian seperti mal, jelas berdampak kepada pengusaha waralaba. Dalam situasi seperti ini, kata Djoko, perusahaan perlu lebih proaktif memberi pelayanan atau produk mereka kepada konsumen.
Soalnya, konsumen akan tetap memerlukan berbagai produk dan jasa dalam situasi saat ini. “Perusahaan atau pebisnis harus mulai berpikir bagaimana ‘menjemput bola’, karena pelanggan tetap memerlukan produk dan jasa. Intinya pelanggan takut keluar dan takut keramaian jadi pebisnis harus proaktif,” kata Djoko.
Menurut Djoko, perusahaan bisa memanfaatkan layanan antar barang dari pihak ketiga, atau memanfaatkan pelayanan pemesanan produk via online agar para konsumen yang tidak dapat keluar tetap bisa membeli atau menerima produk dan layanan perusahaan. Juga bisa menghubungi para pelanggan setianya untuk menawarkan pelayanan pengiriman barang atau melakukan jasa di rumah pelanggan secara khusus.
“Misal, beberapa klinik kecantikan di mal menawarkan perawatan sederhana di rumah (home care). Pelanggan setia yang biasa datang ke restoran bisa dihubungi dan ditawari pengiriman makanan/minuman,” kata Djoko.
Djoko mengatakan, pihaknya sudah mewawancarai beberapa pedagang secara non-formal. Hasilnya pengunjung yang datang ke toko mereka memang sepi. Tetapi, pesanan melalui jasa antar mengalami peningkatan. ”Saya melihat beberapa pebisnis yang aktif melakukan kontak dengan pelanggan, ternyata mendapatkan order yang cukup banyak,” kata Djoko.
Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, tentu akan sulit bagi perusahaan mengalami pertumbuhan. Tapi, dengan sikap proaktif dalam bisnisnya setidaknya akan membantu dalam bertahan dan tetap eksis sambil menunggu keadaan dalam negeri dan global membaik secara bertahap.
Leave a reply
