
Indonesia Berpotensi Produksi Bahan Dasar Baterai Kendaraan Listrik

Utama PT Antam (Persero) Tbk Arie Prabowo Ariotedjo/Okezone
Indonesia dinilai punya potensi besar jika itu dihubungkan dengan pengembangan kendaraan berbasis listrik. Pasalnya, berbicara kendaraan listrik, maka komponen utamanya adalah baterai. Sedangkan Indonesia diyakini berlimpah bahan baku untuk baterai kendaraan listrik itu.
Soal ini, Direktur Utama PT Antam (Persero) Tbk Arie Prabowo Ariotedjo mengakuinya. Sumber daya alam yang ada di Indonesia yang menjadi bahan baku baterai itu adalah nikel serta kobalt. “Ini akan menjadi bahan dasar baterai (lithium),” kata Arie saat dihubungi lewat aplikasi perpesanan Whatsapp beberapa waktu lalu.
Dikatakan Arie, untuk memproduksi bahan baku baterai lithium yang menjadi komponen utama kendaraan berbasis listrik terdiri atas nikel, mangan dan kobalt. Sedangkan untuk lithiumnya Indonesia disebut masih harus impor.
“Kita dalam penjajakan/kajian untuk proses hilirisasi menghasilkan bahan dasar baterai lithium,” kata Arie.
Indonesia menargetkan sekitar 20% dari kendaraan yang beroperasi pada 2025 adalah kendaraan listrik. Karena itu, kemudahan investasi terhadap perusahaan-perusahaan otomotif menjadi penting. Selain untuk memperkuat pasar dalam negeri, juga untuk meningkat potensi ekspor.
Sejumlah produsen utama kendaraan nasional secara terbuka berminat mendukung program kendaraan listrik. Langkah itu sejalan dengan upaya pemerintah yang sangat serius mentransformasi sektor transportasi dari kendaraan berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, kekayaan material atau sumber daya alam memungkinkan Indonesia menjadi produsen komponen utama mobil listrik yaitu baterai lithium. Berdasarkan itu, Indonesia punya kapasitas penting untuk menjadi salah satu pemain utama dalam rantai nilai kendaraan listrik global.
“Sekitar 60% biaya produksi komponen kendaraan listrik ada pada baterai. Dari sisi ini saja, Indonesia sudah memmiliki daya saing yang kuat. Bila komponen baterai diimpor dari luar, biaya produksinya akan sangat mahal,” kata Rosan.
Leave a reply
