
Inalum Ditargetkan IPO Akhir Tahun 2022, Ini Syaratnya

Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak (FotoL Iconomics)
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) direncanakan akan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun depan.
Aksi korporasi ini bisa dilakukan apabila fungsi strategis (strategic) sebagai holding dan pengoperasian (operating) yang selama ini melekat pada Inalum dipisahkan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.47 tahun 2017.
Diharapkan pemisahaan kedua fungsi tersebut bisa terealisasi pada tahun ini atau paling tidak awal tahun depan, sehingga IPO bisa dilakukan pada akhir tahun 2022.
Sebagai informasi, selama ini fungsi holding dari Inalum dijalankan oleh MIND ID (Mining Industry Indonesia), meski nama MIND ID ini tidak ada di dalam PP No 47 tahun 2017.
Direktur Utama hoding pertambangan, MIND ID, Orias Petrus Moedak mengatakan rencana IPO Inalum (operating) dan juga MIND ID (holding), sudah masuk dalam rencana aksi korporasi dari pemegang saham dalam hal ini Kementerian BUMN.
“Kami dari perushaaan yang menjadi target dari pelaksanaan itu tentu mempersiapkan diri untuk itu. Saat ini proses untuk pemisahan MIND ID dan Inalum (operating) sudah sampai kepada Kementerian Keuangan. Jadi, sudah ada surat permohonan dari Kementerian BUMN kepada Kementerian Keuangan untuk melanjutkan proses untuk penerbitan PP [Peraturan Pemerintah] terkait dengan pemisahaan fungsi ini,” ujar Orias dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (27/9).
Orias menambahkan rencana IPO bisa dilakukan apabila proses pemishaan antara fungsi holding dan pengoperasian di dalam entitas Inalum itu bisa terlaksana pada tahun ini atau awal tahun depan. Bila proses itu bisa terealisasi, maka, tambahnya, diharapkan IPO bisa terlaksana di akhir tahun 2022. Entitas yang go public adalah Inalum yang menjalankan fungsi pengoperasian.
“Setelah selesai itu [IPO Inalum operating] baru kita membahas lagi persiapan lebih lanjut bila memang diperlukan dan dimungkinkan untuk MIND ID [holding] tetapi itu adalah action dari pemegang saham, kami akan siap mendukung itu,” ujarnya.
Direktur Layanan Strategis MIND ID Ogi Prastomiyono menjelaskan sesuai PP No.47 tahun 2017, Inalum ditetapkan sebagai holding dimana saham dari pemerintah yang ada di PT Antam Tbk, Bukit Asam Tbk dan juga PT Timah Tbk, di-inbreng-kan kepada Inalum.
Pada saat dibentuk tahun 2017 itu, Inalum melakukan dua fungsi yaitu fungsi operating dan juga fungsi holding.
Ogi mengatakan berdasarkan proses holdingisasi yang terjadi di BUMN lain seperti pupuk dan semen, akhirnya dipisahkan fungsi holding degan fungsi operating.
“Demikian halnya juga dengan apa yang akan dilakukan oleh Inalum dimana fungsi holding akan dipisahkan dengan fungsi operating. Kita berharap bahwa holding akan bersifat strategic dan merupakan suatu bentuk akhir daripada rencana holdingisasi yang dilakukan tahun 2017,” ujarnya pada kesempantan yang sama.
Bila pemisahaan ini terealisasi, maka struktur holding pertambangan akan menjadi: MIND ID selaku holding akan 100% dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Kemudian di bawah MIND ID akan ada Antam (65%), Bukit Asam (65,9%), Inalum (100%), Timah (65%) dan Freeport Indonesia (51,2%).
“Kita mengarahkan MIND ID lebih strategic holding, bukan operasional holding. Operasonal akan dilakukan di level anak perusahaan,” ujarnya.
Dengan melepaskan fungsi holdingnya, memungkinkan Inalum untuk melakukan IPO. “Karena sejak menjadi BUMN di tahun 2014, Inalum telah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding saat menjadi PMA [Penanaman Modal Asing) dan sekarang sudah semakin baik dari waktu ke waktu sehingga bisa disiapkan menjadi perusahaan publik seperti halnya PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk dan Timah Tbk ,” ujarnya.
Dengan pemisahan fungsi ini, Inalum tambah Ogi, juga akan lebih fokus pada bisnis lain yang berbasis aluminium. Saat ini, Inalum sedang mengembangkan proyek alumina yaitu bahan baku aluminium di Kalimantan Barat. “Selama ini alumina itu diimpor 100% dari luar negeri. Tetapi kalau kita memiliki alumina dan alumina dari bauksit yang kita miliki banyak, itu bisa memenuhi kebutuhan dari aluminium,”ujarnya.
Terkait rencana IPO Inalum (operating), Ogi mengatakan sedang melakukan uji tuntas lebih mendalam dari aspek keuangan, legal dan persiapan lain agar menarik di mata investor saham. “Kita belum menentukan berapa porsi saham yang akan kita jual, tetapi strategi integrasi daripada bauksit, alumina dan aluminium menjadi satu strategi bagi Inalum (operating),” ujarnya.
Leave a reply
