
Imbas Perang Dagang, Bank Dunia Usul Indonesia Genjot FDI

Donald Trump /Asia Times
Iconomics – Presiden Donald Trump menyambut baik tawaran Tiongkok untuk menegosiasikan kembali solusi untuk mengakhiri perang dagang. Pernyataannya yang meredam ketegangan itu membawa dampak positif kepada pasar.
Masalahnya setelah memberi peryataan yang damai itu, langkah menuju penyelesaian perang dagang itu tak kunjung ada. Dalam pernyataannya, Trump menyebut Presiden Xi Jinping sebagai pemimpin besar dan bukan musuh Amerika Serikat (AS). Berbeda dari pernyataan sebelumnya yang menuduh Jinping sebagai musuhnya.
Trump memastikan publik bahwa AS akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Tiongkok untuk mengakhiri perang dagang ini. Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Liu He mengatakan, pihaknya bersedia menyelesaikan perang dagang melalui negosiasi dan kerja sama dalam sikap yang damai. Sikap seperti inilah yang dipastikan Trump akan diambil pemerintah AS.
Meski Trump mengklaim AS dan Tiongkok akan segera mencapai kesepakatan soal perang dagang, namun kedua negara memiliki pandangan yang berbeda mengenai kesepakatan itu. Semisal, kesepakatan-kesepakatan yang dicapai sepenuhnya harus menguntungkan AS. Pasalnya, Trump beranggapan Tiongkok selama ini telah mengambil banyak keuntungan dari AS.
Perbedaan pandangan inilah yang mungkin membuat perang dagang akan tetap berlarut-larut. Dan bukan kali ini saja Trump demikian. Sebelum pertemuan G7, Trump dan Xi Jinping juga sempat bertemu pada perhelatan G20 di Jepang, Juni lalu. Ketika itu pun, Trump lagi-lagi memuji Tiongkok dan menyebut punya hubungan yang baik dengan AS. Nyatanya setelah itu ketegangan perang dagang justru semakin meningkat.
Ketidakpastian ini menjadi perhatian dari Country Director of the World Bank Indonesia Rodrigo Chaves. Ketidakpastian akan perang dagang kedua negara membuat ekonomi global melambat. Dan tentu saja akan berimbas ke berbagai negara termasuk Indonesia. Sebagai negara yang mengeskpor komoditas, kondisi global bisa memberi dampak terhadap perekonomian Indonesia.
Dikatakan Rodrigo seperti dilaporkan detiknews.com pada Selasa (27/8), dampak pelemahan ekonomi dunia karena perang dagang ini jelas berdampak kepada Indonesia. Jika dunia melemah, maka tentu saja Indonesia juga melemah. Sebagai negara pengekspor komoditas ini menjadi sebuah tantangan, katanya.
Perang dagang dari kedua negara ini, kata Rodrigo, rumit untuk diselesaikan. Tidak hanya memperlambat ekonomi dunia, juga mempersulit investasi sehingga meresahkan seluruh pihak. Karena itu, untuk mendorong perekonomian Indonesia, Rodrigo mengusulkan agar memacu investasi langsung di Indonesia.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, FDI kuartal (3 bulanan) pertama di Indonesia sebesar -0,9% meningkat dari -11,6% pada kuartal sebelumnya. Namun, FDI kuartal pertama 2019 senilai Rp 107,9 triliun itu turun 0,9% dari Rp 108,9 triliun pada kuartal pertama 2018.
Sementara pada kuartal kedua 2019, FDI mencapai US$ 6,99 miliar. Tapi dibandingkan dengan kuartal kedua pada 2018 yang mencapai US$ 7,14 miliar, angka tersebut turun 2% secara year on year. [Asia Times/detik/BKPM]
Leave a reply
