
Hari Perdana di Bursa, Saham Emiten Tambang Emas Archi Indonesia Naik 4,7%

Manajemen PT Archi Indonesia Tbk (Archi) mengumumkan rencana untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juni mendatang
Harga saham emiten tambang emas, PT Archi Indonesia Tbk (Archi) menguat 4,7% pada hari pertama perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/6). Harga penawaran perdana emiten dengan kode saham ARCI ini adalah Rp750 per saham. Pada pagi hari ini, ketika remsi dicatatkan di BEI, harga sahamnya naik ke level Rp785 per saham.
ARCI menawarkan sebanyak 3,72 miliar saham kepada publik atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham. Rinciannya, 1,24 miliar adalah baru dan 2,48 miliar adalah saham lama milik PT Rajawali Corpora.
Dalam aksi korporasi ini, Archi menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
ARCI mejadi perusahaan tercatat ke-21 di BEI pada tahun ini, sekaligus menjadi perusahaan tercatat ke-733 di BEI. Dengan harga penawaran Rp750 per saham, nilai emisi dari IPO ini adalah sebesar Rp2,79 triliun. Sekitar 95%, dana hasil IPO ini akan digunakan oleh Perseroan dan atau Entitas Anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank. Sisanya, untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.
“Archi telah lama merencanakan untuk melakukan IPO. Ini merupakan salah satu milestones yang berhasil dicapai oleh Perseroan dan merupakan momen yang berharga bagi kami. Kami sangat bersyukur atas kepercayaan seluruh pihak terkait yang telah mendukung Perseroan untuk merealisasikan IPO ini,” ujar Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra, Senin (28/6).
Melalui anak perusahaan Archi yaitu PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT TTN), Archi memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman dan rekam jejak operasional yang baik dan terus berkembang di Tambang Emas Toka Tindung yang berlokasi di Sulawesi Utara. Selain itu, Archi juga telah membangun hubungan erat dengan seluruh stakeholders di sekitar lingkar Tambang Emas Toka Tindung.
Pada akhir bulan Desember 2020, Tambang Emas Toka Tindung memiliki Cadangan Bijih Emas (bersertifikasi JORC) sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) dan mencatatkan pertumbuhan volume produksi yang stabil sejak memulai produksi emas pertama kali pada tahun 2011 dan telah berhasil memproduksi lebih dari 200 kilo ons (setara dengan 6.2 ton) emas per tahunnya sejak tahun 2016, serta mencatatkan rekor produksi tertinggi yang mencapai 270 kilo ons (setara dengan 8,4 ton) emas.
Adam Jaya Putra, Direktur Keuangan dan Chief Financial Officer (CFO) Archi, menambahkan tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu produsen emas yang paling kompetitif dari sisi biaya secara global berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh konsultan industri independen, CRU International Limited (“CRU”). “Perseroan mencatatkan pertumbuhan Pendapatan yang solid dan didukung oleh biaya produksi yang rendah sebagai hasil dari operasional Perseroan yang efisien dan didukung oleh infrastruktur yang mapan, tenaga kerja Indonesia yang terampil dan berpendidikan, teknologi terkini, kesederhanaan metalurgi dan medan topologi yang bersahabat serta lokasi yang tambang yang strategis,” ujar Adam.
Pada tahun 2020, Archi mencatatkan total Pendapatan sebesar US$393,3 juta dan merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di provinsi Sulawesi Utara, dimana sekitar 98% dari total Pendapatan Perseroan dihasilkan dari penjualan bijih emas, dan sisanya dari penjualan produk emas batangan (gold minted bars). Selain itu, komitmen Perseroan dalam melakukan berbagai upaya efisiensi biaya juga berdampak positif terhadap kondisi keuangan Perseroan, dimana Archi berhasil mencatatkan Laba Bersih sebesar US$123,3 juta pada tahun 2020 lalu.
“Selain untuk pembayaran pokok pinjaman, Archi berencana untuk menyalurkan dana hasil IPO untuk peningkatan operasional dan modal kerja umum. Perseroan juga berencana untuk mendorong kegiatan eksplorasi tambang demi menemukan cadangan baru, serta akan menggandakan kapasitas Pabrik Pengolahan dalam 5 (lima) tahun kedepan. Kebutuhan belanja modal untuk ekspansi bisnis ini akan dibiayai dari kas internal perusahaan,”ujar Adam.
Hingga pada bulan Desember 2020, Archi baru melakukan eksplorasi dan penambangan dari sekitar 10% dari area konsesi yang memiliki total luas keseluruhan sekitar 40.000 hektar. Dengan memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan tersebut, Archi berencana untuk mendorong kegiatan eksplorasi tambang dengan menargetkan area proyek Near-mine, Western Corridor dan Greenfields. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh pakar industri Energy and Mineral Technology International (ENMITECH), dan selanjutnya telah diverifikasi oleh konsultan industri independen, SRK Consulting Group (SRK), eksplorasi pada serangkaian proyek tersebut diharapkan dapat memberikan tambahan Cadangan Bijih Emas baru sebanyak antara 5,3 – 13,0 juta ons.
Archi juga akan meningkatkan kapasitas Pabrik Pengolahan bijih emas yang dimiliki saat ini, dari sekitar 3,6 juta ton per tahun (pada akhir tahun 2020) menjadi 8,0 juta ton per tahun pada akhir tahun 2025 yang akan ditingkatkan secara bertahap. Peningkatan kapasitas yang direncanakan ini akan memungkinkan Archi untuk mencapai produksi sebanyak lebih dari 450 kilo ons (setara dengan lebih dari 14 ton) emas per tahun.
Leave a reply
