Fokus Jaga Arus Kas di Tengah Pandemi, Dua Emiten Konstruksi Plat Merah Tak Realisasikan Buyback

0
467
Reporter: Petrus Dabu

Dua emiten konstruksi plat merah yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk tak merealisasikan rencana pembelian kembali (buyback) saham. Keduanya fokus menjaga arus kas di tengah pandemi Covid-19.

Sesuai keterbukaan informasi yang disampaikan pada 12 Maret lalu, dua emiten ini berencana melakukan buyback pada kurun waktu tiga bulan yaitu 13 Maret hingga 12 dan 13 Juni 2020.

Saat itu, Waskita merencanakan melakukan buyback dengan target maksimal Rp300 miliar. Sedangkan, Adhi Karya sebesar Rp 100 miliar.

Keputusan melakukan buyback diambil oleh lebih dari 50 emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Maret lalu, setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan lampu hijau untuk melakukan buyback tanpa melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Buyback dilakukan karena pada Maret, pasar saham mengalami kepanikan massal yang menyebabkan aksi jual besar-besaran. Harga sama hampir semua emiten berguguran. Untuk memulihkan kepercayaan investor, regulator pun mendorong emiten masuk ke pasar untuk membeli kembali saham yang dilepas oleh investor.

Baca Juga :   Bank Raya Realisasikan Buyback Lebih Dari 22 Juta Saham hingga 31 Desember 2024

Manajemen Waskita mengungkapkan tidak merealisasikan rencana buyback tersebut karena beberapa alasan. Pertama, berdasarkan data yang diolah oleh Perseroan, sejak 12 Maret 2020 hingga 11 Juni 2020 kinerja saham Perseroan mengalami peningkatan sebesar 8% yaitu dari harga Rp 645/lembar saham meningkat ke harga Rp 695/lembar saham.

Kedua, di masa pandemi Covid-19 di mana ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), fokus Waskita adalah menjaga kemampuan likuiditas dan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kinerja Perseroan secara langsung.

“Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat kami sampaikan bahwa, hingga batas akhir periode pelaksanaan pembelian kembali saham yang jatuh pada 12 Juni 2020, Perseroan belum melaksanakan pembelian kembali saham Perseroan,” tulis Shastia Hadiarti, Sekretaris Perusahaan Waskita dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/6).

Harga saham WSKT pada Senin 15/6), ditutup pada level Rp 720 per saham, turun 1,37%. Sejak awal tahun, saham emiten konstruksi plat merah ini masih turun sebesar 52,16% dari Rp 1.505 pada 2 Januari 2020.

Baca Juga :   Adaro Energy Indonesia Tbk Kembali Lakukan Buyback Saham Senilai Maksimal Rp4 Triliun

Setali tiga uang, PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga tidak merealisasikan rencana buyback untuk menjaga likuiditas di tengah pandemi. Parwanto Noegroho, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya mengatakan fokus Perseroan pada masa pandemi ini adalah menjaga kondisi cash flow untuk bisa tetap menjalankan strategi pengembangan bisnisnya di tengah pandemi.

“Sehingga sampai pada batas akhir periode pelaksanaan pembelian kembali saham yang jatuh pada 13 Juni 2020, Perseroan memutuskan untuk tidak melaksanakan pembelian kembali saham Perseroan,” ujar Parwanto dalam keterbukaan informasi di BEI, Senin (15/6).

Saham Adhi Karya pada Senin (15/6) ditutup Rp 600 per saham, turun 3,23%. Sejak awal tahun, harga saham Adhi Karya masih turun sebesar 48,72% dari Rp 1.170 per saham di awal tahun.

Berbeda dengan Waskita dan Adhi Karya, emiten konstruksi plat merah lainnya yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk merealisasikan rencana buyback meski jauh dari target maksimal.

Dalam keterbukaan informasi pada 12 Maret lalu, Wika berencana melakukan buyback pada kurun 13 Maret hingga 13 Juni dengan target maksimal senilai Rp 300 miliar.

Baca Juga :   BPJS Ketenagakerjaan dan Dana Pensiun Sedang Dalami Pembelian Saham

Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan Wika mengatakan jumlah saham yang dibeli kembali Wika pada kurun 13 Maret hingga 13 Juni sebanyak 1,1 juta dengan harga rata-rata Rp 834,14 per saham. Dus, total nilai pembelian kembali Wika adalah Rp 917,55 juta.

Harga saham Wika pada Senin (15/6) ditutup pada Rp 1.250 per saham, melemah 0,79%. Dari awal tahun, saham Wika masih turun sebesar 38,12% dari Rp 2.020 pada awal tahun 2020.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics