
Ekonom Perkirakan BI Pertahankan BI Rate dalam RDG April 2025

Gedung Bank Indonesia/Anadolu Agency
Bank Indonesia diperkirakan akan tetap mempertahankan BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang digelar 22-23 April 2025 ini.
“Kami memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di 5,75% dalam RDG April, sebagai bagian dari strategi menjaga stabilitas Rupiah di tengah tekanan eksternal yang masih tinggi,” ujar Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang saat dihubungi Theiconomics.com, Selasa (22/4).
BI Rate berada pada level 5,75% sejak RDG Januari 2025, setelah pada RDG Desember BI menurunkan sebesar 25 basis poin pada RDG Desember 2024.
Terpisah, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro juga memperkirakan BI mempertahankan BI Rate karena “tekanan pelemahan nilai tukar.”
Hosianna atau yang disapa Anna mengatakan arah penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed, baru cenderung terjadi mulai Juni 2025.
Sementara itu, pasar keuangan domestik masih mengalami outflow, di tengah masih relatif minimnya penempatan dan konversi valas dari Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), yang membatasi potensi penguatan Rupiah dalam jangka pendek
“Meski begitu, apabila tekanan Rupiah mulai mereda pasca musim repatriasi dividen dan The Fed mulai bersikap lebih dovish, ruang pelonggaran suku bunga terbuka di paruh kedua. Kami melihat potensi penurunan sebesar 25 bps ke 5,50% di kuartal III, dengan asumsi inflasi tetap terjaga dan arus modal mulai kembali stabil,” ujar Anna.
Mengutip data Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat berada di kisaran 16.700 hingga 16.900 selama April ini. Tekanan terhadap Rupiah, diantaranya terjadi karena investor asing masih terus melepaskan aset keuangannya di Indonesia, terutama di pasar saham.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun (year to date) hingga 21 April, nilai jual investor asing di pasar saham Indonesia telah mencapai Rp50,23 triliun atau US$2,98 miliar.
Sebaliknya, kepemilikan investor asing (non residen) pada Surat Berharga Negara (SBN) masih mengalami kenaikan.
Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 14 April 2025 jumlah kepemilikan non residen atas SBN yang dapat diperdagangkan sebesar Rp887,13 triliun atau 14,24% dari total nilai SBN.
Jumlah tersebut meningkat dari Rp876,64 triliun pada 31 Desember 2024 atau 14,52% dari total SBN.
Leave a reply
