
Dirut Garuda Janji Sebelum Tutup Tahun 2022 Bisa Penuhi Persyaratan agar Suspensi Saham GIAA Dibuka

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, berjanji dalam satu hingga dua hari kedepan atau sebelum tutup tahun 2022, bisa memenuhi persyaratan agar suspensi perdagangan saham emiten dengan kode GIAA ini bisa dibuka kembali.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menggembok perdagangan saham GIAA karena gagal melakukan pembayaran Sukuk yang jatuh tempo pada Juni 2021.
“Jadi, salah satu syarat saham kita bisa dilepas suspensinya bila kita kemudian bisa menerbitkan Sukuk baru sebagai pengganti Sukuk yang lama,” ujar Irfan dalam acara paparan publik, Selasa (27/12).
Adapun nilai Sukuk yang gagal bayar ini adalah US$500 juta. Irfan mengatakan setelah direstrukturisasi, nilai Sukuk tersebut dipangkas (haircut) menjadi sekitar US$70 juta hingga US$80 juta.
Garuda Indonesia, tambahnya, harus bisa menerbitkan Sukuk baru senilai US$70 juta hingga US$80 juta tersebut. Tetapi keputusan untuk membuka gembok perdagangan saham GIAA ini, jelasnya, tetap berada pada otoritas Bursa.
“Saya sendiri punya harapan besar dalam satu dua hari ini bisa dipenuhi persyaratan kita dan kita akan sampaikan ke otoritas untuk memperkenankan mereka melepas supsnesi ini,” ujarnya.
Leave a reply
