
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas: Suku Bunga Rendah, Pasar Modal Jadi Alternatif Utama

Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi/iconomics
Tren suku bunga rendah yang saat ini sedang terjadi berpotensi akan meningkatkan jumlah investor pasar modal Indonesia. Di sisi lain, dengan kemajuan teknologi saat ini, proses pembukaan akun di pasar modal semakin mudah.
“Kalau dulu ditanya, kenapa pasar modal Indonesia itu tumbuhnya lama? Salah satunya karena waktu itu kita dimanjakan rezim bunga bank yang tinggi,” ujar Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi, dalam webinar ‘Peluang dan Tantangan Pasar Modal di Era Digital’ yang digelar oleh OJK Institute’, Kamis (18/3).
Karena itu, mantan Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengatakan walaupun edukasi sering dilakukan, tetapi orang enggan berinvestasi di pasar modal karena tanpa harus cape-cape berpikir dan risikonya rendah, masih bisa mendapatkan imbal hasil yang tinggi dari deposito.
Sementara di sisi lain, berinvestasi di pasar modal memiliki risiko yang lebih tinggi. “Sekarang tren suku bunga terus turun, jadi pasar modal ini tentu akan menjadi alternatif utama orang untuk berinvestasi,” ujar perempuan yang disapa Kiki ini.
Kiki menungkapkan per Februari lalu, jumlah investor pasar modal Indonesia sudah mencapai 4,5 juta investor. “Ini luar biasa banget. Dulu itu, jumlah investor itu hanya 250 ribu, mungkin 10 tahun itu enggak bergerak. Karena apa? Setiap ada dormant dihapus. Jadi, enggak pernah bergerak waktu itu. Tetapi dengan adanya tekologi, dengan online trading, kemudian saat ini percepatan pembukaan account, itu dampaknya luar biasa,” ujarnya.
Kerja sama dengan fintech juga, menurutnya turun mendongkrak jumlah investor pasar modal.
Kiki meperkirakan jumlah inevestor pasar modal akan terus bertambah. Apalagi, menurutnya ada rencana peserta Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) akan menjadi investor pasar modal juga. “Itu seluruh peserta tabugan Tapera akan di-SID-kan dan kemudian dananya masuk ke pasar modal untuk instrumen-instrumen yang relatif aman,” ujarnya.
Selain itu, meski sudah mencapai 4,5 juta investor, jumlah tersebut masih relatif kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa.
Leave a reply
