Cisadane Sawit Raya Kantongi Laba Bersih Rp103,41 Miliar

0
450

PT Cisadane Sawit Raya Tbk mencatat penjualan kuartal I tahun 2022 mencapai Rp254,89 miliar. Penjualan tersebut tumbuh signifikan sebesar 44,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut disebabkan oleh harga jual rata-rata yang lebih tinggi.

Selain harga penjualan CPO yang lebih tinggi, Cisadane menyatakan peningkatan performa kinerja tersebut terutama berasal dari pengembangan strategis Perseroan untuk tetap fokus dalam menjaga operasional yang ramping, memacu pertumbuhan pendapatan, pengelolaan laba yang efektif serta kontrol biaya. Selain itu, menyederhanakan proses bisnis dengan fokus pada penerapan disiplin dalam alokasi modal.

Ke depan, Perseroan telah memperkirakan pertumbuhan produksi yang konsisten seiring dengan profil usia perkebunan yang ideal pada usia produksi yang prima. Sebagai catatan, 7080% tanaman menghasilkan Perseroan berada dibawah usia 18 tahun.

Selama kuartal I-2022, produktivitas TBS berada pada 4,2 ton/ha, atau sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal I-2021 yang berada pada level 4,6 ton/ha. Namun demikian, oil extraction rate (OER) meningkat dari 19,9% pada kuartal I-2021 menjadi 20,4% di kuartal I-2022 dan kernel extraction rate (KER) meningkat dari 4,7% di kuartal I-2021 menjadi 5,1% di kuartal I-2022. CSRA berkomitmen untuk terus meningkatkan praktik operasional yang terbaik dengan mengedepankan peningkatan produktivitas yang handal dan operasional yang efisien.

Baca Juga :   Tingkatkan Kualitas Petani Swadaya, Wilmar Gelar Wilmar Farmer's Day

Perseroan mengantongi laba bersih sebesar Rp103,41 miliar atau meningkat lebih dari 149,9% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp41,38 miliar. Hal ini, menghasilkan ekspansi marjin bersih ke level 40,6%.

Adapun posisi aset CSRA kuartal I-2022 berada di Rp1,77 triliun, lebih tinggi dari posisi 31 Desember 2021 di Rp1,75 triliun. Adapun liabilitas perusahaan pada kuartal I-2022 sebesar Rp887,57 miliar dibandingkan dengan Rp971,95 miliar pada akhir tahun 2021.

Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja mengatakan pihaknya dengan senang hati melaporkan keberhasilan dalam memanfaatkan momentum tingginya harga serta pertumbuhan kinerja yang solid selama triwulan pertama 2022. Walaupun demikian, pihaknya tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyambut prospek atas menggeliatnya economic reopening agar dapat terus mengoptimalkan penjualan. Dengan kata lain, terus mengoptimalkan praktik agronomi terbaik, guna mengoptimalkan pertumbuhan, disamping mempertahankan strategi kontrol biaya pada seluruh aspek Perusahaan yang merupakan faktor penting dalam situasi saat ini.

“Saya yakin strategi yang kami jalankan dapat menjaga profitabilitas dan kelangsungan usaha ditengah situasi yang menantang ini,” kata Seman dalam keterangan resminya.

Baca Juga :   Argumentasi GAPKI Menepis Tudingan Eksploitasi Pekerja Wanita

Industri kelapa sawit terlihat begitu kokoh di awal tahun 2022, dan momentum ini sepertinya masih akan tetap menggema sepanjang tahun, disamping adanya tantangan cuaca, inflasi, supply-chain, situasi pandemi yang tidak terprediksi serta harga CPO yang sudah mulai turun. Tantangan harga CPO di kuartal II-2022 yang sudah turun cukup jauh dibandingkan kuartal I-2022 salah satunya. Tentunya turunnya harga CPO sudah diantisipasi secara cermat oleh manajemen

Pandemi dan harga merupakan suatu hal yang tidak pasti, CSRA akan mempertahankan fundamentalnya di atas estimasi pertumbuhan potensial. CSRA telah mencadangkan modal, serta proyek strategis Perusahaan yang tengah berlangsung. Namun demikian, kegiatan bisnis tentunya akan terkena traksi, di tengah upaya normaliasi kegiatan operasional. Turbulensi jangka pendek tersebut merupakan upaya manajemen dalam membangun tiang penyokong fundamental CSRA dalam mempercepat pembangunan pabrik kelapa sawit di Tapanuli Selatan, overhaul pabrik kelapa sawit di Labuhan Batu serta penanaman landbank di region Sumatera Selatan.

Leave a reply

Iconomics