Benarkah Investor Saham Indonesia Beralih ke Kripto? Ini Kata CEO Indodax

0
1609

Turunnya nilai transaksi saham di Bursa Efek Indonesia ditengarai terjadi karena pelaku pasar beralih ke pasar kripto. Belakangan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sedang mengalami koreksi, sementara di sisi lain pasar kripto seperti bitcoin dalam tren bullsih.

 Namun, Oscar Darmawan,  CEO Indodax, salah satu platform jual beli kripto di Indonesia mengatakan kenaikan transaksi bitcoin terjadi karena tren global dimana hampir seluruh dunia sedang hype dengan investasi bitcoin. Fenomena ini juga terjadi di Indonesia, meski diakui Oscar volume transaksi bitcoin di INdonesia tidak begitu besar karena masyarakat belum begitu melek.

“Kenaikan transaksi Bitcoin memang terjadi di seluruh dunia dan hampir setiap negara. Kripto seperti bitcoin hadir untuk melengkapi  ekosistem yang sudah ada dan bukan untuk menggantikan.” kata Oscar, Rabu (14/4).

Oscar pun tidak sepakat dengan rumor yang berkembang bahwa transaksi saham turun karena naiknya transaksi kripto.  Menurutnya, volume dan transaksi kripto memang sedang naik di seluruh dunia seiring dengan kenaikan harga bitcoin.

Baca Juga :   Memahami Usulan dan Risiko Digitalisasi Rupiah, Ini Penjelasannya

Di sisi lain, tambahnya, tipe trader kripto sendiri berbeda dengan trader saham. “Trader kripto lebih high risk high gain. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal fenomena ini,” sebutnya.

Transaksi Bitcoin di Indonesia sendiri sebenarnya tergolong kecil, yaitu hanya 1% dari transaksi volume global. Menurutnya, kenaikan volumenya tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun 2017 lalu.

Tetapi sisi positif saat ini di Indonesia, bitcoin sudah ditetapkan sebagai komoditas dan dilindungi kepemilikannya oleh hukum. Hal-hal mengenai bitcoin dan aset kripto sudah diatur oleh Kementerian Perdagangan dan BAPPEBTI.

Indonesia sendiri saat ini berusaha menjadi salah satu tempat transaksi bitcoin yang dikenal di masyarakat global dan diharapkan ikut meningkatkan devisa ke Indonesia. Indonesia sedang berusaha mengejar ketinggalan dan  sejajar dengan negara-negara maju lainnya di bidang kripto maupun blockchain.

Selain itu, Indonesia tidak akan menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran. Ditambah lagi dengan adanya pernyataan bahwa pemerintah akan membuat uang digital atau melakukan digitalisasi Rupiah.

Menurut Oscar hadirnya Bitcoin dan kripto lain juga untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Tujuan ini juga sama  dengan hadirnya komoditas lain.

Baca Juga :   Hendak Diperdagangkan di Coinbase, Harga DOGE Kembali Melesat 

“Bitcoin, kripto dan produk dari teknologi blockchain lainnya juga hadir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Teknologi finansial itu juga lahir untuk meningkatkan literasi keuangan digital di Indonesia,” sambungnya.

Oscar menyatakan, setiap bentuk komoditas memiliki fungsi atau utilitas dan fundamental yang berbeda-beda. Sehingga, setiap aset memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.

Seperti bitcoin yang merupakan aset digital yang tidak memiliki bentuk fisik. Tentunya, memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan aset lain.

Dia  juga menjelaskan salah satu karakter dari kripto yaitu fluktuasi yang cukup tinggi. Ini terjadi karena transaksi yang terjadi selama 24 jam dengan market yang terhubung di seluruh dunia. Kapitalisasi bitcoin sendiri yang sebesar US$2 triliun masih relatif lebih kecil dibandingkan market komoditas lain.

Namun, Oscar menyatakan bahwa harga kripto, seperti bitcoin tidak bersifat manipulatif bahkan orderbook-nya transparan di seluruh dunia. Karena Bitcoin itu mengadopsi teknologi blockchain yang bersifat transparan dan aman.

“Harga bitcoin di seluruh dunia itu hampir sama. Karena marketnya itu seluruh dunia. Transaksinya juga tercatat dan transparan,” sebutnya.

Baca Juga :   Paypal Dongkrak Harga  Bitcoin Tembus Rp190 Juta

Terakhir dia mengatakan bahwa yang terpenting adalah investor harus mampu mengenali dimana mereka mengamankan uang atau asetnya. Investor juga perlu melihat portofolio aset, keuntungan beserta risiko. Setiap investor tentunya harus mampu mengukur dan memperhitungkannya dengan baik.

Dia juga mengatakan, investor perlu melihat legalitas suatu aset dan pialang atau exchange, sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

“Jadi, investor harus mengenal dan memahami karakteristik suatu komoditas. Apakah suatu investasi tersebut sesuai dengan karakteristik si investornya? Tentu itu tergantung oleh investor. Karena setiap investor juga memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengelola asetnya,” katanya.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics