
Bank Raya Ungkap Alasan Laba Bersih Kuartal I-2023 Turun

Ilustrasi aplikasi Bank Raya/Dok. Bank Raya
PT Bank Raya Indonesia Tbk berfokus untuk mendorong pertumbuhan produk dan fitur, serta memperkuat ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi pada tahun 2023. Sejalan dengan upaya pengembangan bisnis digital, Perseroan melakukan penataan kembali portofolio bisnis perusahaan, khususnya di tengah proses transisi dari bisnis legacy Bank Raya.
Bank Raya Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,4 miliar pada 3 bulan pertama tahun 2023. Capaian tersebut mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Bank Raya menyampaikan laba senilai tersebut bukan karena kinerja yang kurang baik, melainkan Bank Raya secara konservatif mencukupkan pencadangan dalam rangka menjaga kualitas kredit legacy.
Adapun pendapatan operasional lainnya meningkat sebesar 13,3% (year on year/yoy) menjadi Rp65,4 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp39 miliar. Salah satu penyumbang kenaikan tersebut berasal dari recovery write off yang meningkat sebesar 73,8% (yoy) menjadi Rp39,1 miliar.
Dari sisi aset, Bank Raya juga menyebut Kredit yang Diberikan atau KYD tercatat sebesar Rp6,9 triliun atau lebih rendah 27,9% (yoy) jika dibandingkan pada tahun 2022 sebesar Rp13,2 triliun. Penurunan tersebut sejalan dengan rencana transformasi perusahaan untuk melakukan transformasi di bisnis legacy dengan melakukan penyesuaian portofolio atas pinjaman menengah agar lebih fokus dalam pengembangan bisnis digital.
Produk digital baik digital saving maupun digital lending menunjukkan performa yang baik. Selama kuartal I tahun 2023, penyaluran pinjaman digital Bank Raya tercatat sebesar Rp756 miliar atau meningkat sebesar 49,08% yoy dari tahun sebelumnya yaitu Rp507,1 miliar. Produk pinjaman digital Bank Raya ini meliputi Pinang Dana Talangan yang disbursement-nya menembus lebih dari Rp6 triliun, Pinang Connect, Pinang Maksima yang meningkat 155,3% (yoy), Pinang Performa yang meningkat 179% (yoy) dan Pinang Flexi yang meningkat 13,4% (yoy).
Dari sisi liabilitas, Bank Raya menyebut telah menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 8,7 triliun dengan pertumbuhan simpanan digital Bank Raya mengalami kenaikan yang signifikan. Tercatat digital saving meningkat sebesar 358,3% (yoy) meningkat menjadi Rp710,4 miliar dari tahun sebelumnya Rp155 miliar. Pertumbuhan nasabah pengguna Raya Digital Saving mencapai lebih dari 730 ribu pengguna per Maret 2023 sejak diluncurkan pada Februari 2022. Sejak aplikasi Raya diluncurkan hingga kuartal I tahun 2023 peningkatan penggunaan Raya Digital Saving yang telah mencapai lebih dari 1,2 juta transaksi dengan volume hampir menyentuh Rp2 triliun yang meliputi transfer, payment (QRIS, e-wallet, pulsa, & pembelian tiket KAI, pembayaran PLN). Bank Raya akan terus meningkatkan utilisasi digital saving dari sisi fitur dan tampilan serta meningkatkan keamanan data nasabah demi menunjang pengalaman bertransaksi perbankan digital yang cepat dan aman di Raya Digital Saving.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan pada tahun ini, Bank Raya berkomitmen untuk membidik potensi-potensi perluasan produk dan memperkuat ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi dalam satu aplikasi agar dapat menjadi pilihan bagi masyarakat.
“Kami juga akan terus mendorong perbaikan kualitas produk digital kami dengan membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang. Maka, kami akan terus bersinergi dengan ekosistem BRI Group dalam memperluas akses produk-produk perbankan bagi nasabah, serta memberikan pengalaman terbaik bertransaksi perbankan digital,” katanya dalam keterangan resminya.
Leave a reply
