
Adira Finance Catatkan Penurunan Pendapatan Bunga 29,9% Secara Tahunan

Dari kiri-kanan: Manuel D. Irwanputera (Head of Digital of Excellence Adira Finance), Hafid Hadeli (Direktur Utama Adira Finance), I Dewa Made Susila (Direktur Keuangan Adira Finance), dan Perry B. Slangor (Head of Corporate Secretary & Investor relation Adira Finance), saat memaparkan Kinerja Keuangan Adira Finance Kuartal I/2021/Dokumentasi Adira Finance
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk membukukan pendapatan bunga senilai Rp 2,16 triliun atau turun 29,9% secara tahunan (yoy) jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan piutang pembiayaan yang didorong oleh penurunan pembiayaan baru, serta program restrukturisasi kredit yang diberikan kepada nasabah sejak April tahun lalu.
Sementara itu, kata Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli, beban bunga mengalami penurunan sebesar 30,2% yoy menjadi Rp 848 miliar yang disebabkan oleh adanya penurunan pinjaman serta penurunan pada cost of fund. Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 1,3 triliun, turun 29,7% yoy dan margin bunga bersih tercatat sebesar 11,1% di Kuartal I/2021.
“Beban operasional perusahaan turun sebesar 9,4% yoy menjadi Rp 879 miliar karena kami telah melakukan langkah-langkah secara efektif untuk mengelola biaya operasional selama pandemi,” kata Hafid dalam keterangan resminya, Jumat (30/4).
Di samping itu, kata Hafid, cost of credit pada Kuartal I/2021 adalah sebesar Rp 425 miliar. Dengan demikian, laba bersih perusahaan setelah pajak dibukukan sebesar Rp 211 miliar atau mengalami penurunan sebesar 59,4%. Sementara return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) Perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 2,8% dan 10,9% di Kuartal I/2021.
Menurut Hafid, pihaknya terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal terdiri atas pinjaman bank dan obligasi. Pembiayaan bersama mewakili 43% dari piutang yang dikelola.
Total pinjaman eksternal perusahaan per 31 Maret 2021, kata Hafid, tercatat sebesar Rp 13,4 triliun, dengan komposisi pinjaman eksternal kami terdiri atas 53% pinjaman bank baik onshore maupun offshore dan 47% berasal dari obligasi dan sukuk. Dibandingkan Maret 2020, pinjaman yang berasal dari pinjaman bank turun 43% yoy menjadi Rp 7,1 triliun, sementara pinjaman yang bersumber dari obligasi dan sukuk mudharabah turun sebesar 34% yoy menjadi Rp 6,3 triliun pada Kuartal I/2021.
“Sementara, gearing ratio turun dari 3,0 kali menjadi 1,6 kali per posisi Maret 2021,” kata Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menimpali.
Sebagai tambahan, lanjut Hafid, pada 16 April 2021, perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli atas pengambil alihan seluruh piutang dari U Finance dengan nilai transaksi sebesar Rp 704 miliar. Transaksi ini akan menambah aset piutang pembiayaan pada Adira Finance sekitar 2,5%.
Transaksi dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan aset perseroan di tengah kondisi ekonomi yang kurang kondusif akibat dampak pandemic Covid-19 yang menyebabkan penurunan penjualan otomotif sepanjang 2020. Selain itu, kata Hafid, transaksi dilakukan guna menambah jumlah konsumen dan mitra usaha yang dimiliki perseroan serta untuk menambah jaringan dalam memperkuat pangsa pasar perseroan dalam kegiatan pembiayaan.
Leave a reply
