4 Perusahaan Melantai di Bursa Efek Indonesia, Ini Profilnya

0
557

Sebanyak empat perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/2). Keempat perusahaan ini masing-masing menjadi perusahaan tercatat ke-14, ke-15, ke-16 dan ke-17 di lantai Bursa pada tahun 2023 ini.

Keempat perusahaan tersebut adalah PT Vastland Indonesia Tbk. (VAST), PT Haloni Jane Tbk. (HALO), PT Solusi Kemasan Digital Tbk. (PACK) dan PT Pelita Teknologi Global Tbk. (CHIP).

PT Vastland Indonesia Tbk. (VAST)

Dengan melepaskan sebanyak 650 juta saham kepada publik pada harga penawaran perdana Rp108 per saham, PT Vastland Indonesia Tbk. (VAST) memperoleh dana Rp70,2 miliar pada penawaran umum perdana saham ini.

PT Vastland Indonesia Tbk adalah pengembang properti industri dengan fokus utama di pergudangan Built-To-Suit dan General Warehouses. Perusahaan ini berbasis di Bandar Lampung dan memiliki gudang di berbagai kota di Sumatera dan Jawa, seperti Palembang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, dan Klaten (Jawa Tengah). Perseroan telah membangun gudang untuk berbagai macam industri seperti Fast Moving Consumer Goods (FMCG), perdagangan komoditas, penyedia 3PL (Third Party Logistics).

“IPO ini bukanlah titik akhir daripada perusahaan kami, tetapi menjadi suatu perusahaan publik bagi kami adalah titik awal, dimana kami diberi kesempatan untuk tumbuh menjadi perusahaan yang lebih besar dan didukung oleh transparansi dan akuntabilitas. Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, dimulai dari founder kami Bapak Hendry Gunawan dalam membangun gudang dan juga menerapkan good corporate governance, kami yakin bahwa kami dapat memperkuat daya saing perusahaan secara berkesinambungan dan juga meningkatkan corporate value dan kepercayaan para investor,” ujar Vicky Vergilius Gunawan, Direktur Utama PT Vastland Indonesia Tbk. (VAST).

Baca Juga :   Hari Pertama Melantai di BEI, Harga Saham Carsurin Tbk (CRSN) Dibuka Naik 12%

PT Haloni Jane Tbk. (HALO)

Dengan melepaskan sebanyak 1,13 miliar saham kepada publik pada harga penawaran perdana Rp100 per saham, PT Haloni Jane Tbk. (HALO) memperoleh dana Rp113 miliar dari penawaran perdana saham ini.

Louis Hans Laurence, Direktur Utama PT Haloni Jane Tbk. (HALO) mengatakan Haloni Jane adalah salah satu market leader produk  sarung tangan latex di Indonesia.

“Sarung tangan kami digunakan di sektor medis secara luas. Selain membantu mencegah infeksi dan penyakit, produk kami juga melindungi kesehatan manusia,” ujarnya.

Louis mengatakan dengan pengalaman panjang selama 22 tahun, IPO ini diharapkan membuat perusahaan ini lebih berkontribusi lagi untuk nama Indonesia, terutama di kancah dunia.

“Contohnya di Amerika, market export terbesar kami. Dengan penduduk 350 juta manusia, konsumsi sarung tangan lebih dari 300 gloves per kapita. Sedangkan, di Asia Pasifik hanya 22 gloves per kapita. Itu dengan populasi dan market sebesar 4,3 miliar manusia. Kami yakin peluang tersebut dapat dicapaikan dengan dukungan alam Indonesia yang hanya dimiliki kita yaitu tanah yang luas,tanah yang subur, sinar matahari yang tercukupi, curah hujan dan tenaga kerja. Inilah kriteria-kriteria untuk menanam dan membuat latex yang the best,” ujarnya.

Baca Juga :   Resmi Melantai di BEI, Harga Saham Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Langsung Sentuh ARA

PT Solusi Kemasan Digital Tbk. (PACK)

Dengan melepaskan sebanyak 308 juta saham kepada publik pada harga perdana Rp162 per saham, PT Solusi Kemasan Digital Tbk atau Flexi Pack memperoleh dana Rp49,89 miliar dari IPO ini.

Denny Winoto, Direktur Utama PT Solusi Kemasan Digital Tbk mengatakan Flexi Pack adalah pionir percetakan digital kemasan fleksibel di Indonesia.

“Misi kami adalah untuk dapat mentransformasi kemasan daripada jutaan UMKM di Indonesia untuk dapat bersaing dengan merek-merek besar,”ujarnya.

Menurut Denny, UMKM di Indonesia masih banyak menggunakan kemasan polos, dengan stiker disablon atau kemasan dengan bahan kertas atau paper foil. Kemasan yang sederhana ini membuat produk UMKM tak bisa bersaing, meskipun kualitas produknya tak kalah jauh dari merek-merek ternama atau merek impor.

“Hasilnya adalah produk dengan cita rasa khas daerah di setiap Indonesia yang sebenarnya tidak kalah enak dengan produk merek-merek besar atau produk impor, akhirnya tidak bisa bersaing dan sering gulung tikar, hanya karena kemasan yang tidak menarik dan juga tidak dapat menjaga ketahanan produk. Sejak berdiri di tahun 2019, Flexi Pack sudah mentrasformasi kemasan lebih dari 4000 UMKM dan mengirim lebih dari 100 juta kemasan ke seluruh Indonesia,” uja Denny.

Baca Juga :   Perusahaan Tambang Nikel Asal Pulau Obi Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia

PT Pelita Teknologi Global Tbk. (CHIP)

Dengan melepaskan sebanyak 200 juta saham kepada publik pada harga perndana Rp160 per saham, PT Pelita Teknologi Global Tbk memperoleh dana sebesar Rp32 miliar dari IPO ini.

PT Pelita Teknologi Global Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang perancangan dan konsultasi Internet of Things (IoT) dan industri kartu cerdas.

“Kami memproduksi operating system dan kartu telepon kepada operator seluler. Selain mempunyai market di lokal, dengan proses IPO ini kami berharap kami bisa menjadi salah satu supplier telko di overseas. Jadi, doakan proses IPO ini membuat kami menjadi lebih besar, lebih kuat, bisa bersaing dengan company lain di overseas,” ujar Ardarini, Direktur Utama PT Pelita Teknologi Global Tbk.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics