Transformasi Sarinah Dinilai Jadi Kebangkitan Produk UMKM dan Lokalitas

0
908
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Transformasi Sarinah dinilai menjadi tolok ukur kebangkitan lokalitas dan produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta merek lokal. Terlebih transformasi itu bertujuan membuat Sarinah dikenal sebagai merek legendaris untuk mengikuti tren dan digitalisasi atau kekinian.

“Jadi, Sarinah bisa memadukan kekuatan dalam negeri maupun luar negeri dan menjadi kereta yang membawa gerbong produk UMKM dan juga brand lokal, baik dalam dan luar negeri,” kata Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati dalam acara “Pencanangan Perdana Transformasi Sarinah” di Jakarta, Selasa (18/8).

Sarinah, kata Fetty, bisa menjadi brand pemersatu produk lokal Indonesia. Di mana selama ini berbagai produk lokal mengalami disadvantage dengan berekspansi sendiri-sendiri dan ke depan diharapkan menjadi gerbong yang mampu menjadi kekuatan tersendiri serta menciptakan jalur distribusi baik untuk produk lokal maupun UMKM.

Transformasi Sarinah, kata Fetty, akan dijalankan lewat 5 aspek yaitu konsep bisnis, branding and communication strategy, produk dan tenant, bisnis digital dan human capital. Dalam transformasi konsep bisnis, kata Fetty, akan dilakukan terhadap 4 area bisnis perusahaan yaitu retail, trading, digital dan properti.

Dari segi retail, Fetty mengakui, selama ini Sarinah dikenal sebagai toserba atau department store. Namun konsep ini akan ditransformasikan menjadi specialty store.  “Kami akan transformasi sebagai specialty store karena ini lebih relate dan relevan dengan kekinian konsumen dan pola belanja modern. Nanti specialty store akan banyak produk fashion, shoes, craft, health and beauty, accessories, bags, dan lainnya,” kata Fetty.

Baca Juga :   KAI Keluarkan Kebijakan Baru Mulai 15 Agustus untuk Pelanggan, Simak Selengkapnya

Selain itu, Sarinah juga akan akan memperkuat konsep food and beverage yang dinilai merupakan konsep yang sangat resilien dan sejalan dengan keberagaman kuliner khas nusantara. “Karena Indonesia punya culture kuliner atau makanan Nusantara yang begitu kaya. Sarinah sangat relevan sekali untuk mengembangkan ini. Jadi nanti akan ada Sarinah coffe, liga chef, Sarinah food court dan juga culinary culture center,” kata Fetty.

Untuk merambah turis-turis mancanegara, kata Fetty, pihaknya akan menerapkan konsep duty free store yang akan dibuka pada lokasi-lokasi strategis dengan kategori produk yang cukup lengkap namun tidak lupa untuk menampilkan produk UMKM dan lokal. Konsep duty free ini dinilai sangat berpotensi untuk dimitrakan dengan para pemain internasional lainnya.

Inisiatif berikutnya merupakan pembentukan trading house. Menurut Fetty, konsep ini akan menjadi tempat showcase bagi produk UMKM yang sudah terkurasi. Nantinya, trading house ini akan menjadi meeting hub antara mitra internasional dan UMKM.

“Harapannya sarinah bisa menjadi agregator dan memiliki big data untuk produk UMKM dan memasarkannya secara digital maupun offline dan kami bisa bermitra dengan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) dan embassy dari luar negeri,” kata Fetty.

Baca Juga :   Kerja Sama dengan BTN, Pos Indonesia Gerakkan Ayo Menabung Lewat  e'BATARAPOS

Fetty memastikan bisnis properti juga akan tetap berada dalam core bisnis Sarinah yaitu melalui building management terhadap aset dari Sarinah dan juga retail management yang dapat disinergikan dengan pihak-pihak lain di mana Sarinah beroperasi sebagai operator pada suatu kawasan retail tertentu.

Sedangkan untuk transformasi branding, kata Fetty, Sarinah sesungguhnya memiliki keunggulan karena brand Sarinah sudah sangat melegenda. Jadi, hanya dibutuhkan pemolesan menjadi agar memiliki konsep kekinian dan menjadi daya tarik bagi kaum muda terutama milenial.

“Karena Sarinah punya keseimbangan nilai historis antara sejarah, heritage dan potensi komersial. Kami akan menjaga kekhasan produk Sarinah dan diharapkan menjadi ikon city atau destination. Sarinah harus menjadi must visit place di kemudian hari dan menjadi game changer untuk semangat lokalitas,” kata Fetty.

Soal produk, kata Fetty, Sarinah juga akan bekerja sama dengan SMESCO, swasta dan kementerian lainnya dalam hal capacity building untuk membantu UMKM naik kelas. Fetty memastikan Sarinah juga akan membuat wadah untuk meningkatkan kualitas produk dan desain UMKM dan melakukan ekspor ke pasar global.

Sementara dari segi tenant, Sarinah akan mengangkat konsep community mall dan mengandalkan aspek komunitas, neighborhood dan public engagement untuk menghasilkan daya tarik yang khusus bagi Sarinah.

Baca Juga :   Langkah-langkah Pelindo Melakukan Dekarbonisasi

“Sarinah tidak akan bersanding dengan mal lain seperti Grand Indonesia dan Plaza Indonesia tapi menjadi mal khusus dan unik karena mengandalkan komunitas, neighborhood dan public engagement yang akan menjadi daya tarik khusus untuk Sarinah,” kata Fetty.

Dari aspek transformasi digital, Fetty menuturkan, transformasi ini dapat dikerjasamakan dengan marketplace di mana Sarinah menjadi trade partner service yang memudahkan untuk menjadi agregator produk UMKM dan lokal. Selain itu aspek customer loyalty, gift voucher, dan digital payment, juga menjadi bagian dari agenda transformasi digital perusahaan ke depannya.

Terakhir, kata Fetty, seluruh transformasi tersebut hanya bisa dilakukan apabila sumber daya manusia (human capital) perusahaan juga turut serta ditransformasikan. “Ini salah satu agenda yang kami lakukan dari semua sisi menyangkut human capital. Diharapkannya sarinah bisa menjadi simbol dan landmark dari nation plan,” kata Fetty.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics