
Strategi Menjaga Reputasi Digital di Era Digital

Reputasi bukan lagi sekadar citra yang dikendalikan merek, namun merupakan hasil kolaborasi dinamis antara merek dan audiens, dan resiprokal atau dua arah. Apalagi di era digital seperti sekarang. Audiens memegang peranan penting dalam membentuk, membangun dan mempertajam reputasi.
Reputasi digital merupakan representasi merek di dunia maya, yang tercermin dari penilaian pihak lain melalui platform digital, bisa dalam bentuk ulasan pelanggan hingga artikel yang ditulis secara tulus oleh pihak ketiga. Melalui cara-cara digital maupun non-digital, reputation building tidaklah mudah dan juga tidak terbentuk dalam waktu singkat.
Sari Soegondo, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI) menguraikan bahwa reputasi brand dibangun bertahun-tahun namun dapat dihancurkan dalam hitungan detik. Informasi, baik positif maupun negatif, menyebar dengan cepat melalui platform digital – jauh lebih cepat dibandingkan media tradisional – sehingga persepsi publik dapat berubah secara drastis dalam waktu singkat.
“Insiden kecil dapat dengan cepat berubah menjadi krisis besar jika tidak ditangani dengan efektif. Klarifikasi fakta dan transparansi terhadap konsumen sangat penting sehingga tidak menarik perhatian publik dan media secara luas, yang berpotensi merusak reputasi brand,” kata Sari yang juga adalah Co-Founder ID COMM.
Audiens bukan lagi penerima pasif. Audiens adalah partisipan aktif yang dapat dengan mudah menyebarkan informasi, berbagi pengalaman, dan memberikan ulasan melalui platform digital yang beroperasi 24/7. Informasi yang kurang akurat dapat dengan cepat berkembang menjadi misinformasi, yang berpotensi merusak reputasi dan mengurangi kepercayaan publik.
Oleh karena itu, reputasi digital yang kuat sejak awal perlu dibangun dengan strategi dan pendekatan yang ideal. Otentisitas, konsistensi dan penjangkauan aktif kepada konsumen adalah kunci. Sebuah brand perlu berinteraksi dengan konsumennya secara otentik, menyampaikan pesan yang konsisten melalui berbagai saluran, dan memberi umpan balik terhadap respons konsumen secara cepat dan efektif.
“Audiens yang loyal akan menyertai usaha kita, bahkan rela menjadi pembela di saat kita kesulitan. Mereka yang setia berpihak pada kita akan bersedia meng-endorse dengan suka rela, sehingga memberikan long term benefit,” kata Sari.
Untuk membangun kepercayaan melalui platforms digital, brand perlu menyajikan konten yang informatif, mengedukasi, memberikan nilai tambah, namun sekaligus menghibur. Kemitraan dengan influencer terpercaya juga dapat membantu menjangkau audiens baru dan membangun kredibilitas. Selain itu, penting untuk menekankan praktik periklanan yang transparan dan etis.
Seiring perkembangan teknologi, peran kecerdasan buatan (AI) dan otomasi akan semakin penting dalam manajemen reputasi. AI dapat digunakan untuk melakukan analisis prediktif dan memberikan respons yang lebih cepat.
Leave a reply
