PT HIN Bukukan Peningkatan Pendapatan dan Laba di 2019

0
141
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan usaha perusahaan menjadi Rp 726,4 miliar di 2019 dari Rp 698,7 miliar di 2018. Di samping pendapatan, HIN juga berhasil membukukan laba Rp 50,8 miliar di 2019 dari Rp17,4 miliar di 2018.

Direktur Utama PT HIN Iswandi Said mengatakan, capaian perusahaannya itu lantaran adanya peningkatan kinerja dari segi penjualan kamar, kedatangan tamu serta tingkat isian kamar. “HIN berhasil meningkatkan revenue perusahaan dan mencapai kinerja keuangan yang positif,” kata Iswandi saat acara “Coffee Morning BUMN” di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (30/1).

Iswandi menuturkan, selain tingkat isian kamar, HIN juga mulai fokus di bisnis Meeting, Incentives, Conferences, and Exhibitions atau MICE. Gedung-gedung yang dimiliki HIN memiliki ruang yang mampu menampung orang-orang yang ingin mengadakan rapat sehingga pasar MICE cukup menjanjikan.

“Income kita sudah berada di posisi 45% berbanding 55%, dan 45% itu dari MICE. Jadi kita punya ballroom di sana untuk wedding atau convention dan itu lumayan diminati,” kata Iswandi.

Baca Juga :   Jasa Raharja Kantongi Laba Bersih 2022 Sebesar Rp1,51 Triliun, Simak Faktor Pengungkitnya

Terobosan dalam pengembangan sumber daya manusia dan teknologi HIN yang dimulai sejak 2016, kata Iswandi, juga menjadi pemicu pertumbuhan pesat perusahaannya. Terobosan itu antara lain bidang digitalisasi dengan membuat booking engine bernama hotelindonesiagroup.co.id.

Lewat digitalisasi itu, pelanggan bisa memesan hotel di bawah pengelolaan Grup HIN secara langsung, tanpa melalui melalui agen perjalanan online. Terobosan ini dinilai dapat menekan biaya komisi agen perjalanan online.

“Buat PT HIN tentu gaya distribusi ini jauh lebih murah ketimbang dengan agen perjalanan online. Karena komisinya mencapai 18%. Jadi kalau ada kamar yang harganya Rp 1 juta, 18% sudah dipotong agen,” kata Iswandi.

Keberadaan situs yang bisa memesan kamar secara digital itu, kata Iswandi, mungkin kelak bisa menjadi marketplace bagi perusahaan-perusahaan hotel milik BUMN. Dan bisa saja tidak sekadar memesan kamar, tapi bisa juga dikawinkan dengan fasilitas serta layanan seperti penjualan asuransi, tiket transportasi, dan lain-lainnya.

Untuk mengembangkan situs ini, Iswandi menyebut diperlukan investasi di bidang developer dan programmer. Jumlah anggarannya, Iswandi belum mengetahuinya secara pasti. “Ada anggaran yang harus kita siapkan, karena kita pasti perlu developer, perlu programmer untuk membuat itu supaya kita punya web yang menjadi one-stop solution,” kata Iswandi.

Leave a reply

Iconomics